DPAD Yogyakarta

KOMPLEK MASJID DAN MAKAM KOTAGEDE YOGYAKARTA

 Artikel Perpustakaan  28 December 2013  Super Administrator  1551  4031

Kotagede merupakan sebuah kota lama dari abad ke-16, sekaligus bekas Ibukota Kerajaan Mataram Islam di zaman Panembahan Senapati. Dalam Babad Tanah Jawi disebutkan bahwa Kotagede didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan di atas tanah Mentaok, dan selanjutnya oleh masyarakat Yogyakarta dikenal dengan nama Pasar Gede. Sebagai kawasan kota lama dan pernah mengalami kejayaan sebagai kota besar, Kotagede memiliki beberapa peninggalan, antara lain: masjid beserta makam pendiri kerajaan, reruntuhan bekas bangunan benteng kerajaan, bangunan tradisional, dan berbagai peninggalan budaya lainnya. Ciri khas Kotagede tidak hanya tampak dari kawasan bangunan atau kotanya, namun juga dalam peri kehidupan masyarakatnya. Bidang perdagangan dan industri kerajinan merupakan lahan kehidupan sebagian besar masyarakat Kotagede, khususnya kerajinan perak.

          Kotagede berada di sebelah tenggara Kota Yogyakarta, berjarak kurang lebih 6 kilometer dari Kota Yogyakarta. Memasuki komplek Masjid Kotagede dan makam pendiri kerajaan, terdapat pohon tua serta beberapa bangunan yang mengitarinya, seperti: Wringin Sepuh, Dhondhongan, Gapura Paduraksa, dan Sendang Saliran. Melewati pintu masuk pertama dari jalan besar, di bagian kiri dan kanan jalan masuk terdapat bangsal penerimaan (bangsal pasentulan), yaitu bangunan terbuka tempat para tamu beristirahat. Di sebelah selatan tidak jauh dari bangsal tersebut terdapat pohon beringin tua yang dinamai Wringin Sepuh, yang artinya beringin tua. Nama tersebut diberikan karena konon usia pohon beringin tersebut sudah sangat tua. Bahkan, karena usianya yang sangat tua, pohon beringin tersebut dikeramatkan oleh sebagian masyarakat. Sebagian masyarakat memiliki kepercayaan bila akan bepergian jauh, memerlukan bekal kekuatan, atau agar selamat sampai ke tujuan, terlebih dahulu mendatangi pohon Wringin Sepuh tersebut. Di bawah pohon Wringin Sepuh yang rindang dan memberi kesejukan tersebut, mereka mencari daun-daun yang berguguran, yaitu satu lembar daun yang jatuh di tanah dalam keadaan telentang, dan satu lembar daun yang jatuh ke tanah dalam keadaan tengkurap.

Artikel Perpustakaan Lainnya

Kartini : Ibu dan Pendidikan Kartini : Ibu dan Pendidikan
 21 April 2014  2931

Ibu kita kartini puteri sejatiPuteri Indonesia harum namanyaWahai ibu kita Kartini putri yang mulaiSungguh besar cita-citanya bagi...

Audible Inc Sebagai Pemrakarsa Penyedia Pustaka Buku Audio dan Konten Audio lainnya Audible Inc Sebagai Pemrakarsa Penyedia Pustaka Buku Audio dan Konten Audio lainnya
 27 August 2017  1095

Perusahaan pertama dan pemula adalam pemutaran buku audio adalah Audible Inc. yangjuga merupakan penjual dan produser hiburan,...

INDONESIAN LIBRARIANS REQUIRES ENGLISH SKILLS INDONESIAN LIBRARIANS REQUIRES ENGLISH SKILLS
 5 January 2018  1097

This paper will talk about particularly the issues of Indonesian librarians as agents of the information in the time of...

ASAL MULA GAREBEG ASAL MULA GAREBEG
 10 January 2014  1798

Pada zaman dahulu, tanah Jawa diperintah oleh raja yang beragama Hindu. Rakyat dari kerajaan tersebut juga  memeluk agama Hindu....