DPAD Yogyakarta

PEMBANGUNAN KRATON YOGYAKARTA

 Artikel Perpustakaan  16 January 2014  Super Administrator  1399  4201

Pembangunan Kraton Yogyakarta diawali dengan adanya Perjanjian Gianti yang ditandatangani pada tanggal  13 Pebruari 1755 di Desa Gianti yang sekarang terletak di wilayah Kabupaten Karanganyar. Perjanjian in membagi  Matatam menjadi dua, ialah  Surakarta untuk Paku Buwono III dan Yogyakarta diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi   Setelah. Perjanjian Gianti  ditandatangani antara kedua belah pihak, maka Pangeran Mangkubuni secara resmi sebagai raja Keraton Yogyakarta dengan gelar Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Hingkang Sinuhun Kanjen Suktan Hamengku Buwono Senopati Ingalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatulah I. Untuk itu sebagai pusat keraton dibukalah Hutan Pabringan,dan pembangunan dimulai tanggal 7 Oktober 1755 M. Hutan Pabringan dipilih karena di tempat ini pernah menjadi kota kecil yang indah di mana ada istana pesanggrahan yang disebut Garjitawati. Pada waktu pemerintahan Paku Buwono II pesanggrahan ini diberi nama Ngayogyaka dan dipergunakan sebagai tempat pemerhentian jenazah para raja yang akan dimakamkan di Imogiri. Untuk mengabadikan tempat itu  , ibukota daerah Sultan Hamengku Buwono I diberi nama Ngayogyakarta, Ngayogyakarta terdiri dari dua  kata, yaitu Yogya dan Karta.Yogya berarti pantas,  terhormat,indah, bermartabat dan mulia. Karta berarti perbuatan, karya, amal. Dengan demikian Yogyakarta berarti tempat indah yang selalu bermartabat dan terhormat

            Soal pemberian nama dan  pemilihan tempat untuk ibukota kerajaan zaman dahulu telah disiapkan secara matang baik lahir maupun batin. Zaman dahulu untuk membangun keraton  bagi raja selalu diawali dengan penyelidikan saksama mengenai letak daerahnya, hawa udaranya , kesuburan daerah, keindahannya, keamanannya baik terhadap bencana alam maupun serangan musuh. Sri SultanHamengku Buwono I terkenal sebagai orang yang pandai dan ahli dalam hal membangun tentu juga telah mengadakan pengamatan lahir batin sebelum memerintahkan membangun Keraton Yogyakarta. Untuk penyelemggaraan pembangunan dan perhelatan pagelaran, alun-alun dan pasar itu mengandung makna simbolis. Demikian juga keberadaan GunungMerapi, keraton dan laut kidul itu mempunyai makna historis.

Artikel Perpustakaan Lainnya

STUDI KEPEMIMPINAN DARI OHIO HINGGA MATARAM STUDI KEPEMIMPINAN DARI OHIO HINGGA MATARAM
 2 August 2018  1856

Kepemimpinan seringkali dikonotasikan pada individu-individu dari pada sebagai sebuah sistem. Kemenangan, kekalahan, keberhasilan...

PAKET INFORMASI  BERSIH DESA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PAKET INFORMASI BERSIH DESA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
 17 December 2013  2209

Budaya Barat semakin gencar masuk ke Indonesia. Disadari atau tidak hal ini akan berpengaruh terhadap budaya lokal. Pada hal...

TESTIMONI PEMANTAUAN SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM di Zamil Publishing TESTIMONI PEMANTAUAN SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM di Zamil Publishing
 4 December 2023  76

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, Peraturan Pemerintah (PP) nomor 55...

PENGEMBANGAN KOLEKSI  BUKU INTERNASIONAL BERBASIS OPEN SOURCE PENGEMBANGAN KOLEKSI BUKU INTERNASIONAL BERBASIS OPEN SOURCE
 2 February 2016  1701

Pengembangankoleksi adalah salah satu upaya perpustakaan dalam menjaga kemutakhirankoleksi. Semakin mutakhir koleksi perpustakaan,...