DPAD Yogyakarta

PENYELAMATAN ARSIP KUSBINI

 Kearsipan  4 December 2015  BPAD DIY  1663
PENYELAMATAN ARSIP KUSBINI

Pada tanggal 3 Januari 1910, tepatnya di Dusun Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur lahirlah seorang anak dari pasangan Koesnio (Seorang Mantri Kehutanan di Madiun) dengan Moesnah dari Trenggalek yang diberi nama Kusbini. Riwayat pendidikannya dimulai di HIS (sekarang SD) di Jombang, kemudian sekolah MULO (sekolah menengah) di Surabaya, dilanjutkan belajar di sekolah dagang “s de Senerpont Domis” juga di Surabaya. Kusbini sejak kecil sudah tertarik terhadap dunia musik, dia belajar tanpa guru, ikut saudara tertuanya yang bernama Kusbandi dan tergabung dalam Orkes JISTO (Jong Indisch Stryk en Tokkel Orkest).

Lagu Bagimu Neg’ri pada tahun 1942 ia ciptakan. Kata “Neg’ri” dalam kalimat “Bagimu Neg’ri” sebenarnya merupakan kependekan dari kalimat “Negara Republik Indonesia”. Karena masih dalam masa penjajahan maka kalimat Negara Republik Indonesia ia siasati menjadi “Neg’ri”.

Pertama kali lagu Bagimu Neg’ri ia nyanyikan dihadapan Bung Karno pada tahun 1942 di Kantor Putera (Pusat Tenaga Rakyat) Cikini, Jakarta. Pada saat menyanyikan bait terakhir yang berbunyi “Bagimu Neg’ri Indonesia Raya,” Presiden Sukarno tidak berkenan dan memerintahkan agar lirik lagunya diubah karena pada saat itu Indonesia belum merdeka. Setelah kembali ke kediamannya, Kusbini kemudian mengubah lirik lagu terakhir tersebut sehingga berbunyi “Bagimu Neg’ri Jiwa Raga Kami,” sebagaimana sekarang kita nyanyikan. Lagu ini pertama kali dikumandangkan di Radio Hoso Kanri Kyoko. Selanjutnya pada kurun waktu antara tahun 1942 – 1945, Kusbini banyak menciptakan lagu-lagu yang secara khusus dimaksudkan untuk menandingi membanjirnya lagu-lagu dari Jepang.

Dalam usia 81 tahun, tepatnya pada tanggal 28 Februari 1991, Kusbini wafat. Kusbini dikaruniai 11 orang anak hasil dari pernikahannya dengan Ny. Ngadiyem Kusbini. Kusbini, yang oleh teman-temannya disebut sebagai “Buaya Keroncong” itu telah meninggal, namun lagu Bagimu Neg’ri tetap berkumandang sampai sekarang sebagai salah satu lagu wajib nasional.

Kearsipan Lainnya

FGD: Cerita dari Album Kraton Ngayogyakarta FGD: Cerita dari Album Kraton Ngayogyakarta
 20 July 2012  5077

Focus Group Discussion Penyusunan dan Penerbitan Naskah Sumber Arsip dengan tema: "Cerita dari Album Kraton Ngayogyakarta...

Paparan Hasil Monitoring dan Evaluasi OPD-UPTD Paparan Hasil Monitoring dan Evaluasi OPD-UPTD
 31 January 2019  1290

Berikut ini link mengenai Paparan Hasil Monitoring dan evaluasi OPD-UPTD.

Organisasi Politik dan Organisasi Masyarakat DIY Menyerahkan Arsip Statis ke BPAD DIY Organisasi Politik dan Organisasi Masyarakat DIY Menyerahkan Arsip Statis ke BPAD DIY
 27 January 2017  2394

Program akuisisi merupakanprogram unggulan di BPAD DIY. Secara rutin setiap tahun kegiatan akuisisitersebut...

Pameran Virtual Pameran Virtual
 17 August 2021  982

Jumat 17 Agustus 1945, hari masih subuh dan rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56 masih sepi. Si empunya rumah Soekarno masih...