Tidak dapat dipungkiri Yogyakarta dengan segala keunikannya menjadi daya tarik yang besar bagi masyarakat di luar Yogyakarta. Hal ini tidak lepas dari sejarah asal mula Yogyakarta itu sendiri. Ada empat kraton di Jawa yang menjadi pusat budaya Jawa, yaitu Kasultanan Yogyakarta, Pura Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan Pura Mangkunegaran. Sebelum kemerdekaan keempat kraton tidak hanya sebagai pusat budaya dan kegiatan kesastraan tetapi juga sekaligus pusat pemerintahan. Setelah Perang Dunia II (1945) kerajaan-kerajaan melebur menjadi republik. Kraton kemudian menjadi objek wisata yang menarik (Marsono, Ibid: 44).
Wilayah yang sekarang bernama Yogyakarta memiliki berbagai peninggalan atau jejak sejarah yang dapat dipakai untuk melacak perkembangan dan dinamikanya dalam lintasan waktu yang cukup panjang. Secara historis Yogyakarta berawal dari sebuah kota istana atau keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan dengan membuka hutan (babad alas) Pabringan. Kraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian menjadi Sultan Hamengkubuwana I, pada tahun 1756. Kota Ngayogyakarta berdiri setelah terjadi peristiwa palihan negari sebagai hasil perjanjian Giyanti (Suryo, 2005: 33 dikutip Hajarini, 2012:1; Marsono, 2003: 44).
Artikel Perpustakaan Lainnya
Alun-alun Selatan atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Alun-alun Kidul (Alkid) yaitu alun-alun yang terletak di sebelah...
Pada 8 Desember 1906 lahirlah seorang bayi perempuan di rumah keluarga Raden Ngabehi Abdul Kadir di Jalan Tanjung (sekArang Jalan...
This paper will talk about particularly the issues of Indonesian librarians as agents of the information in the time of...
Pelayanan koleksi elektronik saat ini sedang giat dikembangkan di berbagai perpustakaan. Fleksibilitas dalam pelayanan koleksi...