Seperti yang sudah Anda ketahui, membaca buku
bukan hanya proses peningkatan intelektual semata. Lebih dari itu, membaca buku
menentukan maju dan tidaknya suatu bangsa. Milan Kunder, penulis asal
Ceko berkata, jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan
buku-bukunya. Maka, pastilah bangsa itu akan hancur dan musnah. Solusi sederhana
yang bisa Anda terapkan, adalah mendidik generasi muda melalui keluarga. Baru
kemudian lingkungan sekitar Anda. Bila, masing-masing orang tua sadar dan
peduli akan hal ini, bisa dipastikan kedepan, generasi pecinta buku akan
semakin banyak daripada sekarang.
Berikut, lima langkah yang bisa Anda terapkan,
dalam keluarga untuk membuat anak gila membaca sejak bayi. Dikutip dari buku
Mohammad Fauzil Adhim, berjudul Membuat Anak Gila Membaca. Pertama bacakan buku sejak anak
baru lahir, anda tidak perlu
menunggu anak berusia lima/enam tahun untuk bisa membacakan sebuah buku. Anda
bisa mulai mengenalkan membaca kepada anak sejak awal kelahirannnya.
Sebab perkembangan otak paling pesat terjadi
pada rentang usia 0-6 tahun. Delapan puluh persen ukuran otak Anda pada masa
dewasa ini, bahkan ditentukan pada dua tahun pertama Anda. sayangnya, pendidikan
di Indonesia justru dirancang untuk usia enam tahun ke atas. Pada masa komunikasi prasimbolik, setiap rangsanan
komunikasi memberi pengaruh yang sangat besar bagi keterampilan komunikasi
anak, termasuk di dalamnya kemampuan berbahasa dan berpikir.
Langkahnya, bacakan buku pada anak dengan suara
dikeraskan. Hal ini bermanfaat untuk merangsang komunikasi yang baik, mendorong
anak untuk menyukai membaca, kemampuan, dan kapasitas otak anak berkembang jauh
lebih baik. Bacakanlah buku dengan suara yang berubah-ubah sehingga berirama.
Sesekali meninggi dan rendah. Metode ini, akan membuat anak tertarik, sehingga
anak benar-benar terlibat secara psikis. Kemudian, bacakan buku kepada bayi dengan cara seolah-olah mengajaknya
berbicara dan bercerita, cenderung lebih menarik bagi bayi. Daripada membacakan
dengan apa adanya (datar). Bayi
mengomunikasikan ketertarikannya pada sesuatu, sejak minggu-minggu pertama
usianya. Tetapi, biasanya kita menangkap isyarat komunikasinya dengan jelas
sejak usia sekitar dua atau tiga bulan.
Pada akhir bulan kedua, bayi menunjukkan
ketertarikannya pada sesuatu dengan mengeluarkan bunyi menyerupai gumam. Akhir bulan ketiga, bayi
mengomunikasikan ketertarikannya dengan isyarat yang lebih jelas. Selain itu,
bayi juga mulai bisa menunjukkan ketertarikannya dengan menggerakkan tangan ke
arah buku yang Anda bacakan. Pandangan matanya juga lebih terarah.
Bulan keempat, bayi mulai menunjukkan
ketertarikannya dengan mengigit buku yang Anda bacakan, itu sebabnya buku untuk
bayi perlu bahan yang tidak mudah sobek dan mengamati buku yang dipegangnya.
Saat dibacakan buku, mata anak juga lebih berbinar-binar. Akhir bulan kelima, bayi mulai terampil
menggerak-gerakkan tangan ke arah buku yang sedang dibacakan untuk menunjukkan
ketertarikannya. Bayi berusaha memegang dan menyentuh buku. Pada usia ini, bayi
masih suka menggigit buku yang dibacanya. Inilah gaya khas bayi sehingga Anda
tidak perlu marah, kalau buku lebih cepat rusak. Akhir bulan keenam dan ketujuh, bayi mulai aktif
meraih buku yang ada dihadapannya. Ia berinisiatif mengambil buku sebagai
mainan yang menyenangkan. Pada usia ini, bayi mulai senang mengoceh, terutama
ketika ia sangat tertarik dengan buku yang Anda bacakan kepadanya. Ini sejalan
dengan perkembangan berbahasa anak.
Kedua membuat pola baca, kebiasaan membaca yang mulai
Anda tanamkan sejak anak baru lahir cenderung membentuk pola membaca pada anak.
Anda bisa membacakan buku setiap kali anak akan
menjelang tidur. Anda juga bisa membacakan buku setiap saat, kapan saja ada kesempatan.
Nantinya anak Anda, akan mengikuti pola yang Anda buat.
Ketiga bukalah buku bersama anak, saat usia anak semakin
bertambah, Anda harus mengenalkan membaca kepada anak dengan cara yang lebih
kaya. Saat anak berusia tiga atau empat bulan, anda bisa mulai mengajak anak
membaca buku bersama. Caranya,
dudukkanlah anak dipangkuan Anda. Letakkanlah ia dengan cara yang membuatnya
merasa nyaman. Apabila perlu, Anda bermain-main dulu untuk membuatnya
benar-benar siap Anda bacakan buku. Sebelum
membacakan buku, ajaklah anak Anda berdialog. Sehingga ia merasa Anda
mengajaknya berbicara. Sampaikan terlebih dahulu, kepada bayi Anda kegiatan
yang akan Anda lakukan bersamanya. Mesikupun belum bisa berkomunikasi dengan
baik, bayi akan lebih mudah tertarik apabila ia dilibatkan.
Keempat berikan buku yang sesuai, buku untuk bayi sebaiknya
menggunakan bahan kertas yang cukup tebal, tidak mudah sobek, kaya warna, dan
tidak banyak tulisan. Idealnya satu buku memuat tidak lebih dari 300 kata. Atau
kalau memang harus menggunakan banyak kata, kemasannya dirancang agar menarik
dilihat. Sayangnya, di Indonesia jarang sekali tersedia buku-buku bayi.
Untuk menyiasatinya, Anda bisa membuat sendiri.
Caranya ambillah kertas karton. Guntinglah tiga bagian kertas berukuran 20 cm x
40 cm, masing-masing dilipat sama panjang menyerupai buku. Tempelkan gambar
huruf, gambar angka, atau gambar benda yang warnanya mencolok. Atau bisa juga
Anda menyusun sendiri buku untuk bayi Anda dengan memberikan tulisan/gambar
yang menarik.
Kelima pilihlah bacaan yang bergizi, pastikan juga buku-buku yang
Anda bacakan benar-benar buku yang bergizi bagi jiwa, hati, dan pikiran anak.
Agar upaya Anda merangsang anak gila membaca benar-benar dapat memberi manfaat
yang optimal.
Pilihlah
buku-buku yang memiliki struktur penceritaan yang sangat kuat. Sebab hal ini
akan memberi pengaruh yang luar biasa besar pada kemampuan dan cara berpikir
anak. Bagaiamana menurut Anda?
Semakin dini Anda membiasakan membaca pada anak. Maka semakin kuat pula
kecintaan anak pada buku.
Selamat
mempraktikkan!(gws)
(sumber salingsapa.com)
Artikel Perpustakaan Lainnya
Mengenal Walter Bentley Woodbury Penemu dan Fotografer Pertama di Hindia Belanda Oleh: Wahyu Dona Pasa Sulendra, S.IP Walter...
Yogyakarta memiliki peninggalan-peninggalan karya arsitektur yang bernilai tinggi dari segi kesejarahan maupun arsitekturalnya,...
Game edukasi sangat menarik untuk dikembangkan. Ada beberapa kelebihan dari game edukasi dibandingkan dengan metode edukasi...
Cerita rakyat Begawan Selapawening berkembang di daerah Yogyakarta bagian selatan, yaitu di Desa Pemancingan, Kabupaten Bantul....