DPAD Yogyakarta

BEDAH PIDATO BUNG KARNO 19 SEPTEMBER 1951; MEMANTABKAN NASIONALISME MELALUI ILMU DAN AMAL

 Perpustakaan  8 August 2022  Wiwik Tarmini  1830
BEDAH PIDATO BUNG KARNO 19 SEPTEMBER 1951;  MEMANTABKAN NASIONALISME MELALUI ILMU DAN AMAL

Bung Karno, sang proklamator, presiden pertama republik Indonesia selalu menarik untuk diperbicangkan dan didiskusikan. Pemikiran, pendapat, gagasan sangat relevan hingga 77 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Bertempat di auditorium Grhatama Pustaka pada hari Selasa tanggal 2 Agustus 2022, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Proklamator Bung Karno Blitarbekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY menyelenggarakan kegiatan bedah pidato Bung Karno.

Pidato yang dibedah/didiskusikan merupakan pidato Bung Karno pada saat menerima gelar doctor honoris causa di bidang ilmu hukum dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 19 September 1951. Hadir sebagai narasumber Prof.Dr.Lasiyo,MA,MM dosen filsafatUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta, Dr.Suyatno Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta serta Drs.Budiyono,SIP Pustakawan Ahli Utama Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY dengan moderator Siti Indarwati,SIP Pustakawan Ahli Madya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul sekaligus Pustakawan Berprestasi Terbaik I Tingkat Nasional Tahun 2015.

Dalam sambutannya, Plt.Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung karno Dr.Hartono,SS,M.Hum menyampaikan bahwa kegiatan bedah pidato dilaksanakan untuk mengenang jasa pahlawan, memupuk, menumbuhkembangkan kecintaan dan meneladani sang tokoh proklamator. Acara dibuka secara resmi oleh kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY Dra.Monika Nur Lastiyani, MM. Bedah pidato diikuti oleh sekitar 100 peserta dari beragam latar belakang/profesi seperti dosen, mahasiswa, pustakawan, budayawan, guru penggerak perpustakaan TBM organisasi profesi perpustakaan, tenaga perpustakaan sekolah dan lainnya.

Ketiga narasumber memaparkan materi secara panel. Prof.Dr.Lasiyo mengawali materi dengan menyampaikan fakta bahwa Bung Karno mendapatkan 26 (dua puluh enam) gelar honoris causa terdiri dari 19 (sembilan belas) gelar dari universitas luar negeri dan 7 (tujuh) gelar dari universitas dalam negeri. Setiap kali penerimaan gelar Doctor H.C Bung Karno selalu bertanya apakah ia pantas dianugerahi dengan gelar kehormatan tersebut. Begitu juga pada saat menerima gelar honoris causa bidang hukum dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 19 September 1951. Gelar bidang hukum dari Universitas Gadjah Mada di promotori oleh Prof.Notonegoro berkaitan dengan Pancasila yang dicetuskan Bung karno. Dalam konteks kekinian Pidato Bung Karno dapat diimplementasikan bagi penguatan nasionalisme Indonesia.Penguatan Nasionalisme diantaranya dengan harus terus berjuang dalam arti membangun secara materiil maupun moril sehingga Pancasila dapat tercermin dalam sikap dan perilaku kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dr.Suyatno dalam paparannya membahas Pemikiran Sukarno Tentang Ilmu Dan Amal Dalam Perspektif Aksiologi.Pemikiran-pemikiran Sukarno diantaraya terdapat dalam berbagai buku seperti “Dibawah Bendera Revolusi Jilid I dan II”, buku “Sarinah”, buku “Indonesia Menggugat”, buku “Pancasila Sebagai Dasar Negara”, “Ilmu dan Perjuangan”, dan lain-lain.Fokus pada buku Ilmu dan Perjuangan yang memuat 7 (tujuh) pidato Sukarno pada saat menerima gelar honoris causa dari 7 perguruan tinggi di Indonesia. Termasuk didalamnya adalah pidato Bung Karno pada saat menerima gelar honoris causa bidang hukum dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan judul Ilmu dan Amal.Dalam pidato tersebut diantaranya disampaikan terkait kewajiban pemimpin untuk mengaktivir kepada perbuatan. Pemimpin harus mempunyai kecakapan dan persatuan dalam hubungannya dengan perjuangan Indonesia.

Pembicara ketiga Drs.Budiyono,SIP membahas terkait peran perjuagan Sukarno di Yogyakarta diantaranya proses perpindahan Ibukota Negara ke ke Yogyakarta. Sukarno secara rutin mengajarkan kursus singkat Pancasila dikalangan pemudi dikompleks istana kepresidenan Yogyakarta.Sukarno Menanamkan pondasi peradaban bangsa yang berimplikasi pada pelestarian ilmu,pengetahuan dan kebudayaan Indonesia salah satunya dengan keberadaan perpustakaandi ibukota Negara Yogyakarta pada 17 Oktober 1949.

Oleh : Wiwik Tarmini

Perpustakaan Lainnya

Bedah Buku Beternak Itik Tanpa Bau Tanpa Angon di Balai Desa Argomulyo Bedah Buku Beternak Itik Tanpa Bau Tanpa Angon di Balai Desa Argomulyo
 26 February 2019  1093

Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY mengadakan bedah buku yang dilaksanakan di Balai Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul,...

WORKSHOP AKREDITASI PERPUSTAKAAN WORKSHOP AKREDITASI PERPUSTAKAAN "BEKAL RE-AKREDITASI PERPUSTAKAAN"
 13 May 2022  693

Workshop Akreditasi Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY dilaksanakan pada hari Jumat,...

Kunjungan SPS Al Habib Pandes II Wonokromo Pleret ke Rumah Belajar Modern Kunjungan SPS Al Habib Pandes II Wonokromo Pleret ke Rumah Belajar Modern
 28 April 2016  1541

Rabu, 27 April 2016 Rumah Belajar Modern mendapatkunjungan dari PAUD Al Habib, dengan jumlah anak 31 beserta 3 guru...

Bedah Buku Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Di Balai Desa Jatimulyo Bedah Buku Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Di Balai Desa Jatimulyo
 14 March 2019  1181

Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY mengadakan Bedah buku yang dilaksanakan di Balai Desa Jatimulyo, Kec.Dlingo. Bantul...