BERITA FOTO : Sarasehan Naskah Sumber Arsip

SARASEHAN NASKAH SUMBER ARSIP

“Sewa Menyewa Tanah Lungguh

Abdi Dalem Kraton Yogyakarta dengan Pabrik Gula di Yogyakarta

Tahun 1879 – 1908”

Ros-In Hotel, 15 Agustus 2009

 

Drs. Gani Sardjito, M.M. membacakan sambutan Plt. Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DIY, Dra. Kristiana Swasti, M.Si. dalam pembukaan sarasehan naskah sumber arsip

 

   1. Gatot Guritno, S.E. Kepala Sub Bidang Akuisisi dan Pelestarian Arsip Statis membacakan sambutan panitia penyelenggara pada acara sarasehan

“Sewa Menyewa Tanah Lungguh Abdi Dalem Kraton Yogyakarta

dengan Pabrik Gula di Yogyakarta Tahun 1879 – 1908”

 

KGPH Hadiwinoto memaparkan sejarah singkat seluk beluk kepemilikan tanah di Kasultanan Yogyakarta dimulai dari perjanjian Giyanti sampai sekarang.

 

KRT Rinto Isworo dari KHP Widya Budaya Kraton Yogyakarta menanyakan keberadaan tanah sultan yang dipakai oleh masyarakat, termasuk instansi pemerintah serta kualitas tebu dewasa ini yang tidak sebaik tebu jaman dahulu.

 

Drs. Adaby Darban, S.U. Dosen Prodi Sejarah FIB UGM mengajukan pertanyaan

seputar nasib cacah dewasa ini serta perbedaan antara tanah milik kasultanan

dan tanah pribadi sultan.

 

KGPH Hadiwinoto menjawab pertanyaan peserta sarasehan seputar seluk beluk tanah lungguh di Yogyakarta yang disewakan untuk tanaman tebu.

 

Peserta sarasehan “Sewa Menyewa Tanah Lungguh Abdi Dalem Kraton Yogyakarta

dengan Pabrik Gula di Yogyakarta Tahun 1879 – 1908”

dari instansi Pemerintah Daerah baik dari Provinsi

maupun Kabupaten/Kota.

 

Mahasiswa prodi sejarah FIB UGM didampingi Drs. Adaby Darban, S.U. (paling kanan)

Sedang mendengarkan paparan KGPH Hadiwinoto seputar keberadaan tanah lungguh.