(22-03-2017), Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah (BPAD) DIY menyosialisasikan pertanian dengan teknologi baru lewat
acara bedah buku di Desa Kebon Agung, Selopamioro, Imogiri, Bantul. BPAD
bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jogja dan
Pemerintah Desa Kebon Agung membedah buku berjudul “Budidaya Padi Jajar Legowo
Super” di Balai desa Kebon Agung. Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan BPAD
DIY Bambang Budi Sulistyo mengatakan, lembaganya tidak hanya bertugas
mengoleksi buku dan mengatur peminjamannya untuk masyarakat. Lebih jauh kata
dia, BPAD berfungsi menghubungkan ranah pengetahuan yang ada pada teks atau
buku ke masyarakat lewat berbagai kegiatan.
“Banyak energi positif dari masyarakat dan lingkungan
kita [yang dituangkan ke dalam buku], tapi tidak ada yang menyambungkan ke
masyarakat. Ada tulisan dan karya besar tapi apakah sudah disampaikan ke
kalangan yang tepat,” kata Bambang Budi Sulistyo, Rabu. Tahun ini, BPAD
mengagendakan 16 kegiatan bedah buku ke masyarakat dengan lokasi
berpindah-pindah.
Perwakilan dari BPTP Jogja Aryana Budi Pustika mengatakan, buku yang
terbit pada 2016 itu diproduksi oleh Badan Penelitian Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian. BPTP Jogja yang bernaung di bawah Kementerian Pertanian
memiliki kewenangan untuk turut menyebarkan pengetahuan tersebut. Menurut
Aryana, buku baru tersebut berisi panduan teknis budidaya pertanian padi dengan
sistem Jajar Legowo (Jarwo) Super. Sejatinya, teknik Jajar Legowo alias Jarwo
telah dikenal lama di Tanah Air meski tidak diterapkan seluruh petani. Namun,
di buku baru itu diinformasikan pengetahuan baru yang memperkaya budidaya
pertanian dengan sistem Jajar Legowo, karenanya dinamai Jarwo Super.
Pada Jarwo Super, petani tidak hanya bercocok tanam dengan jarak tanaman
2:1 atau ada satu ruang/baris kosong pada tiap dua baris tanaman padi. Lebih
Jauh, petani juga perlu membekali diri dengan pengetahuan mengenai
biodekomposer (pengurai berbahan organik) saat mengolah tanah, penggunaan pupuk
hayati sebagai treatmen benih padi serta pemupukan secara berimbang. Jarwo
Super juga melibatkan kegiatan pengendalian hama menggunakan pestisida nabati
serta proses panen menggunakan alat panen combine harvester untuk memperkecil
kehilangan hasil panen. Sistem Jarwo Super yang ramah lingkungan tersebut juga
menekan penggunaan pupuk, karena butuh pupuk lebih sedikit dibandingkan sistem
pertanian tradisional. Artinya biaya produksi dapat ditekan.
Pada 2015 lalu, sistem pertanian Jarwo Super diterapkan di Indramayu,
Jawa Barat. Panen padi dihadiri Presiden RI Joko Widodo. Sistem baru tersebut
diklaim menghasilkan sepuluh ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektare, alias
lebih tinggi dari rata-rata panen padi dengan sistem tradisional. Sedangkan
sistem bertani Jajar Legowo sendiri diklaim telah berkontribusi pada lepasnya
Indonesia dari tradisi impor beras sejak 2016. Tahun lalu, Indonesia
memproduksi 79 ton beras dari tahun sebelumnya hanya 76 ton. Bahkan tahun ini
Indonesia menargetkan mengekspor beras sebesar 100.000 ton. Sedangkan produksi
beras ditargetkan naik menjadi 40 juta ton.
Menurut Aryana, penting meningkatkan produksi pertanian dengan sistem
baru mengingat jumlah penduduk yang terus bertambah. “Pada tahun ini jumlah
penduduk Indonesia diprediksi bertambah menjadi 261 juta,” jelas Aryana. Selain
Aryana, dua pembedah buku lainnya yaitu Anggota Komisi D DPRD DIY Suwardi serta
penyuluh pertanian dari Desa Kebon Agung Muslih Sawiji juga mengulas sistem
baru pertanian yang diharapkan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat.
Warga yang hendak mengetahui lebih detail mengenai sistem Jarwo Super dapat
menyaksikan siaran acara ini di TVRI Jogja pada Sabtu (8/3) pukul 17.30 WIB
Perpustakaan Lainnya
Buku Sekolah Digital Buku Sekolah Digital (BSD) adalah representasi dari ebook yang merupakan program dari Departemen...
JAKARTA, KOMPAS " Perpustakaan digital yang dapat diakses siapa saja dan kapan saja dapat mendorong peningkatan minat baca...
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menerima Studi Tiru dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bantaeng,...
Jumat (16/03/2018) Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY menerima kunjungan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan...