Kunjungan Dewan Perpustakaan DIY

Perpustakaan dikenal sebagai gerbang pengetahuan. Namun peran perpustakaan tidak hanya sebatas itu. Dengan koleksi manuskrip dan naskah kuno yang dimiliki, perpustakaan diharapkan mampu menjadi bagian dalam pembangunan sebuah peradaban.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah audiensi dengan Pengurus Dewan perpustakaan DIY, belum lama ini. Gubernur berharap Dewan perpustakaan mampu merangkul perpustakaan yang memiliki kekayaan literatur budaya lokal agar dapat mempertajam keistimewaan Yogyakarta.

Berbekal amanat dari Gubernur, Dewan Perpustakaan DIY yang merupakan gabungan dari berbagai praktisi dan tenaga ahli di bidang perpustakaan baru-baru ini telah membentuk tim kecil untuk mengidentifikasi masalah pada enam perpustakaan yang memiliki kekayaan koleksi budaya Yogyakarta. Perpustakaan-perpustakaan tersebut antara lain Perpustakaan Kraton Yogyakarta, Perpustakaan Puro Pakualaman, Perpustakaan Museum Sonobudoyo, Perpustakaan Taman Siswa, Perpustakaan KH. Ahmad Dahlan dan Perpustakaan Kota Gede.

Tim identifikasi terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama berkunjung ke Perpustakaan yang terletak di Kraton, Museum Sono Budoyo, dan Perpustakaan milik KH. Ahmad Dahlan. Kelompok dua berkunjung ke Perpustakaan Puro Pakualaman, Museum Dewantara Kirti Griya (Taman Siswa) dan Kota Gede.

Setelah terjun langsung ke lapangan, tim menemui banyak koleksi manuskrip atau naskah kuno dalam keadaan yang cukup memprihatinkan karena belum mendapatkan penanganan preservasi ataupun perawatan yang memadai. Kendala sumber daya manusia dari jumlah penjaga perpustakaan yang kurang, hingga masih minimnya pengetahuan tentang pengelolaan perpustakaan juga menjadi salah satu hal yang ditemui oleh tim identifikasi.

Melalui identifikasi ini, tim Dewan Perpustakaan mengorganisir permasalahan yang terkumpul dan menjadikannya dasar pembahasan dalam rangkaian acara Seminar dan FGD Rancang Bangun Perpustakaan. (don)