DPAD Yogyakarta

Peran Serta Masyarakat untuk Mengembangkan Perpustakaan (Agung

 Event  20 July 2011  Super Administrator  8030

Menuju masyarakat Cerdas
Membahas perpustakaan tidak akan pernah habis karena peranannya yang strategis dalam menumbuhkembangkan masyarakat yang cerdas dan arif. Dalam manifesto perpustakaan umum Unesco tahun 1994 disebutkan  bahwa perpustakaan merupakan  pintu gerbang pengetahuan, menyediakan  kebutuhan dasar bagi pembelajaran sepanjang hayat serta pengembangan  kebebasan dan budaya, baik bagi individu maupun kelompok.     Eksistensi perpustakaan  muncul karena kebutuhan masyarakat serta  harus dipertahankan dan dikembangkan  terus menerus oleh masyarakat, agar kebutuhan  informasi   tetap dapat dilayani dalam suasana yang semakin kondusif ketersediaan  koleksi yang semakin lengkap menjadi dambaan peminjam perpustakaan  atau pemustaka. Untuk menjamin keberadaan perpustakaan, masyarakat  harus tetap terlibat dalam setiap program-program pengembangan perpustakaan agar masyarakat tetap memiliki  sense of belonging  atau merasa handarbeni dengan keberadaan  perpustakaan ini. Strategi ini  akan  membawa perpustakaan semakin baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas menyangkut jumlah koleksi, pemilihan  buku yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat ataupun partisipasi masyarakat  dalam pembentukan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, maka tuntutan masyarakat pun semakin beragam. Semenjak fungsi internet semakin meluas  maka menjadi tantangan perpustakaan untuk dapat menyediakan layanan secara cepat sehingga kebutuhan masyarakat dapat terakomodasi dengan baik. Oleh karena itu  kalau setiap kemajuan teknologi informasi perpustakaan dapat direspon dengan baik oleh perpustakaan,niscaya masyarakat  akan semakin jatuh hati pada perpustakaan.
Dalam laju  arus informasi global ini  keingintahuan masyarakat atas  peristiwa yang terjadi di sekitarnya membuat  masyarakat ingin segera terpenuhi kehausan akan informasi secara cepat dan akurat. Apabila perpustakaan dapat menjembatani  apa yang dibutuhkan masyarakat  terutama kelengkapan koleksinya akan menjadikan perpustakaan  sebagai tempat rujukan utama dalam pencarian informasi yang dibutuhkan.
Peran Masyarakat    
Bukan berarti segala koleksi dapat disediakan oleh perpustakaan. Tentulah perpustakaan memiliki keterbatasan.  Dengan keterbatasan anggaran  tentulah Pemerintah (dalam hal ini perpustakaan milik pemerintah kota atau kabupaten maupun provinsi)  mengalami kendala dalam penyediaan  koleksi, gedung perpustakaan yang representatif, maupun sarana lain yang dapat memenuhi keinginan penggunannya. Segala keterbatasan ini merupakan kendala yang sudah klasik dihadapi oleh setiap perpustakaan pemerintah  yang diharapkan dapat diatasi oleh partisipasi masyarakat.   
Di Kota Yogyakarta, Walikota Herry Zudianto, SE mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap perpustakaan  yang ada.  Dengan ide Bank Buku, masyarakat dihimbau untuk memberikan buku-buku  yang sudah tidak dipakai agar disumbangkan kepada perpustakaan Kota Yogyakarta yang selanjutnya  akan disalurkan kepada Taman Bacaan  Masyarakat.  Walikota Yogyakarta berharap program Bank Buku ini  akan  mengatasi  kesenjangan  informasi dengan meningkatkan  kepedulian sosial warga. Bagi masyarakat menengah ke bawah, kesempatan  mengakses informasi relatif kecil. Bagi mereka, buku masih dianggap  bukan kebutuhan utama. Di sisi lain, masyarakat menengah  mempunyai  banyak buku  yag tidak digunakan lagi.
Kebijakan  Walikota Yogyakarta ini tentu dapat memberikan inspirasi bagi para pengambil kebijakan  baik tingkat propinsi atau kabupaten/kota untuk   mendirikan Bank Buku  seperti di Yogyakarta ini serta mengajak  para  pengusaha  untuk  menghibahkan  keuntungan yang diperolehnya untuk pengadaan buku koleksi  di perpustakan kota. Di luar negeri, banyak orang kaya  yang menyumbangkan  atau menghibahkan  hartanya  pada pendirian  perpustakaan umum atau membantu  pengayaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi.
Adanya anggapan perpustakaan hanyalah untuk golongan intelektual  harus dapat ditepis  sebab proses pembelajaran seorang manusia adalah seumur hidup dan tidak mengenal batas usia serta status sosial. Demikian pula adanya jargon bahwa perpustakaan sebagai cermin jati diri bangsa dapat terus didengungkan setiap saat  sebab   harga diri bangsa dapat dilihat dari seberapa besar peranan masyarakat  untuk mengembangkan perpustakaan.
Kalau selama ini ada keluhan bahwa kunjungan para pengunjung belum memuaskan, menjadi renungan pihak perpustakaan apakah selama ini masyarakat sudah dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan perpustakaan? Diharapkan apabila  tingkat partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan terutama dalam mengembangkan perpustakaan akan diperoleh masukan-masukan berharga perlu dilakukan untuk meningkatkan kunjungan ke perpustakaan sekaligus untuk mengembangkan perpustakaan. Adanya kebijakan  untuk menerapkan JBM  (Jam Belajar Masyarakat) akan semakin merangsang masyarakat untuk lebih sering mengunjungi  perpustakaan. Ketertarikan pada perpustakaan dapat dilakukan dengan banyak melakukan aktivitas-aktivitas  yang berkaitan dengan usaha peningkatan minat baca misalnya lomba cerita, lomba resensi akan semakin  menjadi salah satu daya tarik perpustakaan untuk meningkatkan kunjungan perpustakaan.
Agung Nugrohoadhi
*) Calon Pustakawan UAJY

Event Lainnya

Berita Foto: Workshop Penyusunan JRA Berita Foto: Workshop Penyusunan JRA
 25 November 2010  2547

Workshop Penyusunan Jadwal Retensi Arsip masalah pemerintahan, politik, serta keamanan/ketertiban secara resmi dibuka oleh Drs....

Bimbingan Teknis Pustakawan BPAD Prov.DIY Bimbingan Teknis Pustakawan BPAD Prov.DIY
 8 March 2012  2468

Bimtek Pustakawan Prov.DIY diadakan selama 5 hari dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan pustakawan dalam informasi teknologi...

Pelatihan Auditor Internal Pelatihan Auditor Internal
 22 May 2012  2402

Dalam rangka mempertahankan perolehan sertifikat ISO 9001:2008 di tahun ketiga ini, BPAD DIY membutuhkan auditor internal yang...

Festival Buku Indonesia 2014 Bakal Digelar Dua Kali Festival Buku Indonesia 2014 Bakal Digelar Dua Kali
 26 June 2014  2196

Harianjogja.com, JOGJA-Tahun ini penyelenggaraan Festival Buku Indonesia diselenggarakan dua kali. Periode pertama akan...