Oleh karena video di atas error, mohon klik tautan link di bawah ini:
Jika ingin membacanya, hentikan dahulu videonya, untuk meneruskannya klik play lagi. Untuk membacara direkomendasikan melalui layar PC/Laptop, tablet atau minimal smarphone 6 inch ke atas dengan mode landscape/horizontal agar lebih leluasa membacanya. Video bergulir ke bawah agak cepat untuk menmguragi durasi video.
Latar Belakang:
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, negara Indonesia merdeka secara de facto, namun Belanda tidak mengakui kedaulatannya. Belanda ingin memulihkan kekuasaannya di wilayah bekas Hindia Belanda (sekarang Indonesia) yang telah menyatakan kemerdekaannya.
Konteks Sejarah:
Agresi Belanda Pertama terjadi dari 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947. Serangan ini dimulai dengan pendaratan pasukan Belanda di beberapa titik strategis di Jawa dan Sumatra.
Serangan Militer:
Belanda mengerahkan sekitar 90.000 tentara, yang meliputi tentara kerajaan dan KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger) dalam upaya untuk merebut kembali wilayah Indonesia. Di sisi lain, tentara Indonesia (Tentara Keamanan Rakyat) yang saat itu belum terorganisir dengan baik dan menghadapi peralatan militer yang jauh lebih lemah, berusaha untuk menghadapi invasi ini.
Perlawanan dan Perundingan:
Meskipun Indonesia menghadapi kekuatan militer yang jauh lebih besar, mereka melakukan perlawanan dengan gigih. Para pejuang Indonesia menggunakan taktik gerilya dan perang total untuk memerangi pasukan Belanda. Pada saat yang sama, upaya diplomatik juga dilakukan untuk mencari jalan damai.
Pengakuan Kedaulatan:
Akhirnya, tekanan dari masyarakat internasional, termasuk PBB, menyebabkan Belanda harus menyetujui pengakuan de facto kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949. Proses pengakuan ini mengarah pada pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS), yang kemudian bergabung menjadi Republik Indonesia setelah RIS mengalami keretakan