Oleh karena video di atas error, mohon klik tautan link di bawah ini:
Jika ingin membacanya, hentikan dahulu videonya, untuk meneruskannya klik play lagi. Untuk membacara direkomendasikan melalui layar PC/Laptop, tablet atau minimal smarphone 6 inch ke atas dengan mode landscape/horizontal agar lebih leluasa membacanya. Video bergulir ke bawah agak cepat untuk menmguragi durasi video.
Konferensi Asia-Afrika, juga dikenal sebagai Konferensi Bandung, adalah pertemuan internasional yang diadakan di Bandung, Indonesia, dari 18 hingga 24 April 1955. Konferensi ini menjadi momen bersejarah karena mengumpulkan para pemimpin negara dari Asia dan Afrika untuk membahas isu-isu penting yang dihadapi oleh bangsa-bangsa yang baru merdeka atau masih berjuang untuk merdeka dari penjajahan kolonial.
Hasil utama dari Konferensi Asia-Afrika adalah sebagai berikut:
Pembentukan Gerakan Non-Blok: Salah satu hasil paling signifikan dari Konferensi Bandung adalah terbentuknya Gerakan Non-Blok. Negara-negara peserta sepakat untuk tidak tergabung dalam aliansi militer manapun, baik blok Barat (AS dan sekutunya) maupun blok Timur (Uni Soviet dan sekutunya). Tujuan gerakan ini adalah mempertahankan kemerdekaan dan merdeka dalam mengambil keputusan politik serta menjaga kemerdekaan bangsa-bangsa dari pengaruh dan dominasi negara-negara besar.
Lima Prinsip Dasar: Selama konferensi, lima prinsip dasar yang dikenal sebagai "Pancasila" Konferensi Bandung diusulkan oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu, Ali Sastroamidjojo. Prinsip-prinsip ini adalah:
a. Kekuatan abadi rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
b. Setara secara politik, tidak memihak dan tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri masing-masing negara.
c. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial setiap negara.
d. Non-agresi dan tidak menggunakan atau mengancam kekuatan militer.
e. Non-intervensi dalam urusan negara lain.
Pemahaman dan Solidaritas Antarnegara: Konferensi ini membantu membangun pemahaman dan solidaritas antara negara-negara Asia dan Afrika dalam menghadapi tantangan dan masalah bersama. Mereka saling mendukung dalam usaha mengatasi penjajahan dan mencapai kemerdekaan dan pembangunan.
Deklarasi Akhir: Konferensi Asia-Afrika menghasilkan sebuah Deklarasi Akhir yang menyatakan tekad peserta untuk mewujudkan perdamaian dunia, memajukan persahabatan dan kerjasama antarnegara, serta mengatasi kolonialisme dan imperialisme.
Membangun Jembatan Diplomasi: Konferensi Bandung menjadi awal dari pembangunan jembatan diplomasi antara negara-negara Asia dan Afrika dengan blok Timur dan Barat. Negara-negara peserta aktif dalam upaya memperkuat hubungan mereka dengan negara-negara dari berbagai blok dan memperluas kerjasama politik, ekonomi, dan kultural.
Konferensi Asia-Afrika memberikan momentum bagi negara-negara di wilayah Asia dan Afrika untuk bersatu dan memperkuat kedaulatan serta meraih kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Selain itu, konferensi ini juga memiliki dampak penting dalam politik internasional dengan menegaskan peran negara-negara baru merdeka dalam mencari solusi damai dan independen atas masalah-masalah dunia.