Tulisan ini merupakan uraian secara singkat dari hasil penelitian Maharkesti (alm.), seorang peneliti dari Balai Pelestraian Nilai Budaya Yogyakarta (dulu bernama Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional). Tujuan dari penulisan singkat ini adalah untuk menyebarluaskan hasil penelitian mengenai permainan tradisional khususnya permainan dhakon.
Kata dhakon berasal dari bahasa Jawa, dari kata dhaku dan mendapat akhiran an yang artinya menyatakan “sesuatu sebagai miliknya” atau perjuangan petani untuk menggarap sawahnya. Tujuan dari permainan ini adalah berusaha mendapatkan atau mengumpulkan sesuatu (kecik) sebanyak mungkin. Dhakon dalam permainan ini adalah alat bermain yang terbuat dari kayu atau plastik, berbentuk persegi panjang, dengan panjang lebih dari 50 cm, lebar kurang lebih 12 cm dan tebalnya kurang lebih 5 cm. sepanjang dhakon dilubangi bulat kecil-kecil dengan garis tengah kurang lebih 5 cm, kedalaman 4 cm, berjajar dan berpasangan, disebut sebagai sawah. Jumlah sawah ada yang 5 sampai dengan 9 pasang, di ujung kanan dan kiri sawah dilubangi bulat, lebih besar dari sawah dengan garis tengah lebih kurang 7 cm dan kedalaman 5 cm, disebut sebagai lumbung. Jadi jumlah lumbung dalam dhakon ada 2 buah.
Artikel Perpustakaan Lainnya
Yogyakarta dikenal sebagai kota budaya. Sebutan tersebut sangat wajar karena di Yogyakarta terdapat berbagai budaya. Berbagai ...
Era Digital: Pemanfaatan Teknologi Cloud Computing di Perpustakaan Digital Oleh: T.Raghunadha Reddy Penterjemah dari...
Pendidikan didukung oleh banyak komponen dalam upaya memberikan layanan edukasikepada masyarakat. Salah satu komponen pendukung...
Perpustakaan Nasional RI akan mengadakan Inkubator Literasi Pustaka Nasional 2021, denganm tema; “Kearifan Lokal untuk...