DPAD Yogyakarta

KOMPLEK MASJID DAN MAKAM KOTAGEDE YOGYAKARTA

 Artikel Perpustakaan  28 December 2013  Super Administrator  1630  4280

Kotagede merupakan sebuah kota lama dari abad ke-16, sekaligus bekas Ibukota Kerajaan Mataram Islam di zaman Panembahan Senapati. Dalam Babad Tanah Jawi disebutkan bahwa Kotagede didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan di atas tanah Mentaok, dan selanjutnya oleh masyarakat Yogyakarta dikenal dengan nama Pasar Gede. Sebagai kawasan kota lama dan pernah mengalami kejayaan sebagai kota besar, Kotagede memiliki beberapa peninggalan, antara lain: masjid beserta makam pendiri kerajaan, reruntuhan bekas bangunan benteng kerajaan, bangunan tradisional, dan berbagai peninggalan budaya lainnya. Ciri khas Kotagede tidak hanya tampak dari kawasan bangunan atau kotanya, namun juga dalam peri kehidupan masyarakatnya. Bidang perdagangan dan industri kerajinan merupakan lahan kehidupan sebagian besar masyarakat Kotagede, khususnya kerajinan perak.

          Kotagede berada di sebelah tenggara Kota Yogyakarta, berjarak kurang lebih 6 kilometer dari Kota Yogyakarta. Memasuki komplek Masjid Kotagede dan makam pendiri kerajaan, terdapat pohon tua serta beberapa bangunan yang mengitarinya, seperti: Wringin Sepuh, Dhondhongan, Gapura Paduraksa, dan Sendang Saliran. Melewati pintu masuk pertama dari jalan besar, di bagian kiri dan kanan jalan masuk terdapat bangsal penerimaan (bangsal pasentulan), yaitu bangunan terbuka tempat para tamu beristirahat. Di sebelah selatan tidak jauh dari bangsal tersebut terdapat pohon beringin tua yang dinamai Wringin Sepuh, yang artinya beringin tua. Nama tersebut diberikan karena konon usia pohon beringin tersebut sudah sangat tua. Bahkan, karena usianya yang sangat tua, pohon beringin tersebut dikeramatkan oleh sebagian masyarakat. Sebagian masyarakat memiliki kepercayaan bila akan bepergian jauh, memerlukan bekal kekuatan, atau agar selamat sampai ke tujuan, terlebih dahulu mendatangi pohon Wringin Sepuh tersebut. Di bawah pohon Wringin Sepuh yang rindang dan memberi kesejukan tersebut, mereka mencari daun-daun yang berguguran, yaitu satu lembar daun yang jatuh di tanah dalam keadaan telentang, dan satu lembar daun yang jatuh ke tanah dalam keadaan tengkurap.

Artikel Perpustakaan Lainnya

MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA
 28 December 2013  4576

         Objek wisata budaya yang banyak dikunjungi oleh wisatawan ketika datang di Yogyakarta adalah Museum Affandi....

Lomba literasi Lomba literasi
 23 June 2021  1616

Perpustakaan Nasional RI akan mengadakan Lomba Literasi yang berupa artikel 500 -700 kata,podcast 2-3 menit, video pendek 30...

KEHIDUPAN PRIBADI KYAI HAJI AHMAD DAHLAN KEHIDUPAN PRIBADI KYAI HAJI AHMAD DAHLAN
 16 January 2014  3156

Kyai Haji Ahmad Dahlan dilahirkan di kampung Kauman, Yogyakarta tanggal dan bulan kelahirannya tidak ada catatan, tapi mengenai...

Serat Babad Mentawis Sebagai Ingatan Kolektif Nasional Serat Babad Mentawis Sebagai Ingatan Kolektif Nasional
 9 October 2023  775

Tentang Kagungan Dalem Serat Babad MentawisNaskah Kagungan Dalem Serat Babad Mêntawis ditulis di Karaton Ngayogyakarta...