Saat ini Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DIY (BPAD) memiliki lokasi layanan yang tersebar di enam lokasi di Yogyakarta. Lima lokasi berada di Kota Yogyakarta yaitu Unit TRM 29 / Sekretariat di Jln. Tentara Rakyat Mataram No. 29 ; Unit TRM 4 di Jln. Tentara Rakyat Mataram No. 4 ; Unit TRM 1 / Arsip di Jln. Tentara Rakyat Mataram No. 1 ; Unit Jogja Study Centre / JSC di Jln. Faridan M Noto No. 21 ; Unit Jogja Library Centre / JLC di Jln. Malioboro No. 175. Sedangkan yang berada di wilayah Kabupaten Bantul yaitu Unit Rumah Belajar Modern yang berada di Bangunharjo, Sewon, Bantul.
Dengan adanya lokasi layanan menetap yang terpencar ini, ada keuntungan sekaligus kelemahan yang kita jumpai. Dari sisi keuntungan, layanan perpustakaan dan juga layanan arsip dapat menjangkau ke seluruh wilayah. Namun demikian, ada juga beberapa kelemahan yang dijumpai yaitu sistem pelayanan tidak bisa terpusat dan berada di bawah satu atap seperti bila kita membutuhkan pelayanan di Kantor Samsat, sebagai misal. Dengan sistem satu layanan perpustakaan dan arsip yang terpusat, pengunjung atau pemustaka bisa memanfaatkan akses kebutuhan informasi yang diinginkan secara simultan. Ketika pemustaka membutuhkan referensi tentang sebuah informasi misalnya, dan dari satu informasi ini mempunyai link ke referensi lain yang berkaitan namun berbeda jenis dan ranah informasinya maka dibutuhkan waktu dan kecepatan akses informasi. Sebagai contoh : seorang pemustaka datang ke layanan perpustakaan mencari buku tentang sejarah berdirinya Jogjakarta. Setelah mencari di layanan referensi, akhirnya dia mendapatkan buku tentang Jogjakarta. Dari buku yang dia baca tersebut, mengharuskan dia untuk mencari buku-buku lain yang berkaitan dengan koleksi Jogjasiana. Ini membuat dia harus berpindah ke layanan koleksi Jogjasiana untuk bisa mengakses informasi lebih lanjut. Jika kedua layanan ini secara lokasi terpisahkan dan tidak berada dalam satu jangkauan lokasi,seperti sampai saat ini dimana layanan referensi berada di Unit TRM 4 dan layanan Jogjasiana berada di Unit JLC Malioboro maka si pemustaka harus membutuhkan waktu untuk berpindah lokasi.
Berpijak dari salah satu kendala di atas, maka sangat perlu sekali dipikirkan untuk membuat sebuah layanan perpustakaan yang terpadu dimana layanan yang dibutuhkan pemustaka bisa diakomodir ke dalam satu lokasi layanan. Di sini para pemustaka bisa mengakses data dan informasi yang saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain dengan lebih cepat tanpa harus membuang waktu dan energi untuk berpindah-pindah lokasi.
BPAD DIY dalam mewujudkan harapan tersebut, mulai tahun 2011 kemarin telah menganggarkan alokasi dananya untuk pembangunan gedung induk perpustakaan yang berlokasi di timur JEC, daerah Janti Jogjakarta. Pada tahun 2011 telah berhasil diselesaikan tahap awal pembangunan. Direncanakan pada tahun 2013, gedung ini telah selesai dibangun.
Menyongsong terwujudnya gedung induk tersebut, kita sebagai insan perpustakaan hendaknya telah menyiapkan diri semenjak dari sekarang agar tidak "kaget" dan mengalami euphoria memiliki gedung baru yang dananya sangat fantastis. Kita dituntut untuk memiliki tanggungjawab yang tidak kecil dan tanggungjawab ini adalah milik kita bersama, seluruh elemen yang terkait dan masyarakat. Nantinya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pemustaka harus lebih baik dari yang sekarang. Bila perlu, pola pikir yang telah ada selama ini harus kita ubah. Kita melayani masyarakat dengan sepenuh hati dan kecintaan yang tulus, bukan dengan keterpaksaan karena tugas pokok yang kita emban saja.
Dalam hal ini, sumber daya manusia yang sudah ada di BPAD DIY harus kita manfaatkan dan berdayakan dengan lebih luas lagi. Segenap elemen di bidang-bidang yang ada harus bersinergi, berkaitan dan bekerjasama. Tidak lagi komponen-komponen ini bekerja sendiri-sendiri karena semuanya adalah sebagai suatu kesatuan. Semua komponen ini dituntut untuk selalu memperbarui pengetahuan dan wawasannya sehingga mampu menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan dan juga aspirasi masyarakat pemustaka. Bila semuanya berjalan secara sinergis, adalah sebuah keniscayaan bila perpustakaan akan menjadi besar dan tidak dipandang sebelah mata lagi. Terlebih lagi, ke depan gedung perpustakaan yang baru ini akan dijadikan icon pendidikan dan wisata budaya di Jogjakarta selain icon-icon yang sudah ada.
Kita semua berharap, nantinya tidak akan kita jumpai permasalah yang mengganjal dalam perjalanan ke depan perpustakaan kita. Bersama-sama kita wujudkan perpustakaan sebagai pusat informasi dan belajar bagi masyarakat.
Opini Lainnya
Untuk meningkatkan pelayanan informasi kepada pemustaka, BPAD DIY pada tahun 2013 ini melanggan koleksi digital on-line sebanyak 3...
Singapore: The Fine city demikian semboyan negara dengan julukan negeri singa itu, dan memang benar, menjejakkan kaki untuk...
Dunia perpustakaan dewasa ini memegang peranan penting dan strategis untuk mengantar generasi muda Indonesia menuju pintu...
Pustakawan sebagai individu memiliki potensi diri yang dapat dikembangkan secara optimal. Pengembangan diri ini dapat terlaksana...