Sampai saat ini koleksi langka berbahasa Belanda sangat melimpah di berbagai perpustakaan daerah di seluruh Indonesia, bahkan di berbagai perpustakaan swasta terutrama di perguruan tinggi. Akan tetapi sampai saat ini pelestarian yang dilakukan pada umumnya adalah penyelamatan fisik saja, yaitu perbaikan buku. Sebenarnya ada kegiatan pelestarian lainnya yaitu penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia atau ke bahasa Inggris. Sebenarnya bukan hanya bahan pustaka saja tetapi ada banyak juga yang masuk kategori arsip yang berbahasa Belanda.Berbagai informasi didokumentasikan sangat rapi di jaman Hindia-Belanda, dari urusan pemerintahan, perekonomian, kebudayaan, pertanian, perkebunan sampai hal hal lain yang terkecil, bahkan kerapian dan keseriusan admistrasi/kearsipandan perbukuan jaman Hindia-Belanda jauh lebih rapi dan baik dibanding di jaman Indonesia paska kemerdekaan.
Akan tetapi mayoiritas isi bahan pustaka dan arsip berbahasa Belanda sangat jarang diakses oleh menyarakat Indonesia, pada umumnya pengakses adalah para peneliti Indonesia atau luar negeri yang benar-benar sedang membutuhkan data dari jaman Hindia-Belanda, itupun jumlahnya sedikit. Mayoritas penduduk Indonesia tidak mengerti dan memahami bahasa Belanda di jaman paska kemerdekaan, sehingga berbagai sumber informasi berbahasa Belanda tersebut sangat kurang diakses, dibaca dan dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Ironisnya, mayoritas pustakawan dan arsiparis Indonesia nyaristidak ada yang mengerti dan memahami bahasa Belanda. Ada yang bilang begini: “boro-boro bahasa Belanda, bahasa Inggris saja tidak bisa”. Padahal pustakawan dan arsiprais merupakan dua profesi terdepan dalam melestarikan (terutama menerjemahkan), mentransformasikan,mempromosikan dan mengaplikasikan berbagai sumber daya informasi yang terkandung dalam bahan pustaka dan arsip berbahasa Belanda tersebut.
Mayoristas negara-negara bekas koloni Eropa, masih menggunakan bahasa penjajahnya tersebut baik sebagai bahasa ke-dua atau bahkan banyak yang dipakai sebagai bahasa nasional. Akan tetapi khusus Indonesia berbeda, karena sangat bencinya dengan penjajah Belanda, sampai bahasa Belanda dibuang jauh dan secara diam-diam kebencian terhadap Belanda masih tertanam di generasi muda. Perpustakaan Karta Pustaka di Yogyakarta ditutup karena sepi jarang pengunjung dan juga faktor bantuan yang dihentikan, di sisi lain Pusat Kebudayaan Prancis (LIP) justru menjadi idola dan laris sebagai tempat kursus bahasa Prancis di Yogyakarta.Ironis, Prancis-Indonesia tidak mempunyai hubungan historis erat di masa lalu malah digemari budaya dan bahasanya, sedangkan Belanda yang mempunyai hubungan historis 350 tahun dengan Nusantara (Indonesia) justru diabaikan dan dipandang sebelah mata. Ini sebenarnya sangat erat dengan kebijakan pemerintahan RIdi masa orde lama dan orde baru yang masih anti Belanda, sehingga masih membekas di generasi milenial sekarang.
Jadi sudah saatnya Perpustakaan Nasional RI dan Arsip Nasional RI bekerjasama membentuk program kursus Bahasa Belanda bagi Pustakawan dan Arsiparis Indonesia diutamakan berbais e-learning. Kurikulum, silabus dan metode pembelajaran berbasis e-learning bisa bekerjsama dengan Erasmus Huis, yaitu lembaga khursus resmi bahasa Belanda yang dibiayai oleh Kedutaan Belanda di Jakarta. Dengan segera dimulainya pembelajaran bahasa Belanda oleh Pustakawan dan Arsiparis Indonesia, maka pelestarian dan pemberdayaan bahan pustaka dan arsip berbahasa Belanda akan semakain maksimal untuk berbagai keperluan, sehingga bangsa Indonesia bisa belajar dan mengambil manfaat dari masa lalu.
Perpustakaan Lainnya
Pada hari Senin, tanggal 4 April 2016 BPAD DIY mengadakanacara BIMTEK Pengelola Perpustakaan Sekolah Angkatan I Tahun 2016. Salah...
Pada hari Selasa, tanggal 9 Februari 2016, BPAD DIY mendapat kunjungan dari Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu...
Yogyakarta memiliki daya tarik yang tinggi terutama dalam bidang pariwisatanya. Banyaknya potensi tempat wisata baru yang dapat...
Saat ini, nilai-nilai budaya jawa kiantergerus oleh arus globalisasi. Untuk melestarikan warisan budaya jawa, BPADDIY...