DPAD Yogyakarta

PENYELAMATAN ARSIP KUSBINI

 Kearsipan  4 December 2015  BPAD DIY  1729
PENYELAMATAN ARSIP KUSBINI

Pada tanggal 3 Januari 1910, tepatnya di Dusun Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur lahirlah seorang anak dari pasangan Koesnio (Seorang Mantri Kehutanan di Madiun) dengan Moesnah dari Trenggalek yang diberi nama Kusbini. Riwayat pendidikannya dimulai di HIS (sekarang SD) di Jombang, kemudian sekolah MULO (sekolah menengah) di Surabaya, dilanjutkan belajar di sekolah dagang “s de Senerpont Domis” juga di Surabaya. Kusbini sejak kecil sudah tertarik terhadap dunia musik, dia belajar tanpa guru, ikut saudara tertuanya yang bernama Kusbandi dan tergabung dalam Orkes JISTO (Jong Indisch Stryk en Tokkel Orkest).

Lagu Bagimu Neg’ri pada tahun 1942 ia ciptakan. Kata “Neg’ri” dalam kalimat “Bagimu Neg’ri” sebenarnya merupakan kependekan dari kalimat “Negara Republik Indonesia”. Karena masih dalam masa penjajahan maka kalimat Negara Republik Indonesia ia siasati menjadi “Neg’ri”.

Pertama kali lagu Bagimu Neg’ri ia nyanyikan dihadapan Bung Karno pada tahun 1942 di Kantor Putera (Pusat Tenaga Rakyat) Cikini, Jakarta. Pada saat menyanyikan bait terakhir yang berbunyi “Bagimu Neg’ri Indonesia Raya,” Presiden Sukarno tidak berkenan dan memerintahkan agar lirik lagunya diubah karena pada saat itu Indonesia belum merdeka. Setelah kembali ke kediamannya, Kusbini kemudian mengubah lirik lagu terakhir tersebut sehingga berbunyi “Bagimu Neg’ri Jiwa Raga Kami,” sebagaimana sekarang kita nyanyikan. Lagu ini pertama kali dikumandangkan di Radio Hoso Kanri Kyoko. Selanjutnya pada kurun waktu antara tahun 1942 – 1945, Kusbini banyak menciptakan lagu-lagu yang secara khusus dimaksudkan untuk menandingi membanjirnya lagu-lagu dari Jepang.

Dalam usia 81 tahun, tepatnya pada tanggal 28 Februari 1991, Kusbini wafat. Kusbini dikaruniai 11 orang anak hasil dari pernikahannya dengan Ny. Ngadiyem Kusbini. Kusbini, yang oleh teman-temannya disebut sebagai “Buaya Keroncong” itu telah meninggal, namun lagu Bagimu Neg’ri tetap berkumandang sampai sekarang sebagai salah satu lagu wajib nasional.

Kearsipan Lainnya

Masjid Gedhe Kauman masjid Raya Yogyakarta Masjid Gedhe Kauman masjid Raya Yogyakarta
 19 March 2018  49053

Masjid Raya Yogyakarta, atau lebih dikenal sebagai Kagungan Dalem Masjid Gedhe Kauman, merupakan bagian tak terpisahkan dari...

Ekspose Hasil Pendampingan Kesiapan Pelaksanaan Penyusutan Arsip di Instansi di Lingkungan Pemerintah Daerah DIY. Ekspose Hasil Pendampingan Kesiapan Pelaksanaan Penyusutan Arsip di Instansi di Lingkungan Pemerintah Daerah DIY.
 25 August 2016  1796

Selasa(24-08-2016), Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tidak terlepas...

Rapat koordinasi Akuisisi Arsip Jumenengan Sri Sultan HB X dan Penobatan Pakualaman IX, dan Pakualaman X Rapat koordinasi Akuisisi Arsip Jumenengan Sri Sultan HB X dan Penobatan Pakualaman IX, dan Pakualaman X
 18 April 2018  1052

Betapa pentingnya sebuah arsip, arsip merupakan simpul pemersatu bangsa. Arsip merupakan memori bangsa, mengandung bukti sejarah,...

Pemasangan Umpan Rayap di Kantor Arsip Pemasangan Umpan Rayap di Kantor Arsip
 26 July 2016  1754

Selasa, 26 Juli 2016 telah diadakannya pengumpanan rayap di kantor arsip Yogyakarta, pengumpanan rayap ini dillakukan untuk...