GALERI KEPUSTAKAWANAN
(Suatu Gagasan)
PENDAHULUAN
Yogyakarta sebagai kota dengan banyak predikat yaitu kota perjuangan, pendidikan, kota budaya, kota wisata, kota gudeg dan sebagainya. Dengan berbagai predikat tersebut, maka Yogyakarta dan sekitarnya menjadi tujuan wisata, studi wisata, tempat pertemuan – pertemuan nasional maupun internasional. Keadaan ini membuat pemerintah dan masyarakat Yogyakarta selalu siap sedia untuk menyambut dan memanjakan wisatawan dalam dan luar negeri dengan segala sarana dan prasarana serta pendukungnya. Sebagai kota pendidikan telah banyak sekolah –sekolah dan perguruan tinggi negeri maupun swata dengan yang berkualitas, tersedia bagi para pelajar yang ingin belajar di Yogyakarta.
Perpustakaan sebagai jantungnya pendidikan, tak ketinggalan untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu perpustakaan umum yang ada di Yogyakarta yaitu Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai cikal bakal perpustakaan umum di Indonesia. Sejak berdirinya 17 Oktober 1949 terus berkembang hingga saat ini akan berdiri gedung perpustakaan umum bertaraf internasional.
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai lembaga pendukung Yogyakarta kota pendidikan, sering dimanfaatkan siswa/mahasiswa peserta diklat dari berbagai daerah untuk tempat tujuan studi wisata atau studi banding. Dengan adanya gedung Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DIY yang baru, penulis berharap nantinya dalam gedung yang baru ada suatu ruangan yaitu “Galeri Kepustakawanan”. Mengingat dari sekian perpustakaan di Yogyakarta belum ada satupun yang menampilkan “galeri” atau “ruang pamer” tentang perpustakaan dan kepustakawanan. Galeri kepustakawanan nantinya bertujuan sebagai sarana informasi dan studi bagi para pemustaka maupun para pengunjung.
GALERI KEPUSTAKAWANAN
Mendengar kata galeri umumnya orang akan terbayang ruangan museum yang remang-remang menyeramkan. Tetapi saat ini kata galeri banyak digunakan pada beberapa bidang, sebagai contoh bidang seni. Di Yogyakarta banyak geleri, diantaranya galeri Sapto Hudoyo, Galeri batik, galeri lukisan, bahkan ada sebuah pertokoan diberi nama “Galeria Mall”, nantinya akan tambah satu lagi galeri yaitu galeri kepustakawanan
Menurut beberapa sumber pengertian galeri : 1. Lorong sempit dan panjang, 2. Balai seni, 3. Tempat duduk yang termurah di gedung bioskup (Salim, Peter, 1991: 434). Gallery : 1. Serambi, 2. Balkon, 3. Galeri (seni) (Kamus Saku. 2008, 72).
Pengertian perpustakaan, pustakawan dan kepustakawanan suatu rangkaian kata sepertinya tak dapat dipisahkan, karena saling terkait. Menurut UU No. 43 Tahun 2007, perpustakaan adalah insitusi pengelola karya tulis, karya cetak dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka.
Pustakawan ialah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian layanan kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi lembaga induknya (Sulistiyo Basuki, 1993 : 8).
Kepustakawanan (Librarianship) adalah penerapan pengetahuan (dalam hal ini ilmu perpustakaan) hal pengadaan, penggunaan serta pendayagunaan buku (dalam arti luas) di perpustakaan serta jasa perpustakaan (Sulistiyo Basuki, 1993 : 6). Menurut Lasa Hs. (2009 : 155) kepustakawanan (Librarianship) adalah ilmu dan/atau profesi di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
Dari dua pengertian tersebut dapat diartikan bahwa galeri kepustakawanan yaitu serambi atau ruangan pamer tentang segala sesuatu (benda, alat) yang terkait dengan ilmu dan/atau profesi di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
Pada galeri kepustakawanan natinya akan di pamerkan diantaranya :
- Ruang pamer :
- Sejarah perkembangan perpustakaan di Indonesia;
- Pedoman – pedoman perpustakaan : bentuk buku – buku, bentuk Teknologi informasi;
- Proses pengolahan bahan pustaka : manual, teknologi;
- Alat - alat/benda – benda pengolahan bahan pustaka : manual, teknologi;
- Proses pelestarian bahan bahan pustaka : manual, teknologi;
- Alat - alat/benda – benda pelestarian bahan pustaka : manual, teknologi;
- Koleksi – koleksi : manuskrip, karya cetak, karya rekam, mikrofis, mikrofilm, film.
- Alat baca : alat baca mikro : mikroreader, mikroreader printer, OHP.
- Dan lain – lain.
- Ruang Konsultasi Kepustakawanan
Ruang ini merupakan tempat untuk pemustaka, pengunjung, pustakawan, petugas perpustakaan berkonsultasi tentang segala permasalahan tentang perpustakaan.
- Konter Buku
Ruang ini digunakan untuk memberi kesempatan kepada para penerbit yang di Yogyakarta sebagai ruang pamer dan penjualan buku – buku. Selain itu tempat ini dapat juga digunakan sebagai ruang pamer dan penjualan produk – produk kerajinan khas Yogyakarta. Untuk pelaksanaan konter ini dapat bekerjasama dengan penerbit – penerbit dan para pengajin yang ada di Yogyakarta.
PENUTUP
Dari galeri ini dapat diketahui bagaimana pendahulu kita dalam pengelola sebuah perpustakaan dari yang paling sederhana hingga saat ini dengan perangkat teknologi informasi. Keberadaan galeri kepustakawanan nantinya diharapkan dapat menjadi sumber belajar bagi semua pengunjung perpustakaan. Bagi pustakawan galeri ini dapat sebagai wahana penuangan inspirasi serta ide-ide baru di bidang kepustakwananan. Selanjutnya semoga nantinya keberadaan galeri kepustakwanan ini dapat terwujud. Amin.
Atmi Satwati, Dra. (Pustawan BPAD Prov. DIY)
DAFTAR PUSTAKA
--------- Kamus Saku : Inggris – Indonesia, Indonesia – Inggris. Jakarta Gramedia
Pustaka Utama, 2008.
Lasa Hs. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher
, 2009.
Salim, Peter. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern English Press
, 1991. Ed.1.
Sulitiyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
1993.
Artikel Perpustakaan Lainnya
PAPERS TITLE: DIGITAL LIBRRY FOR FUTURE GENERATION WRITER: HENDRIKUS FRANZ JOSEF, M.Si ...
Penerbit Lintang Pustaka Utama pada tanggal 29 Oktober 2024 memgirimkan 1 judul buku, yaitu: Multikulturalisme urgensi pendidikan...
Masyarakat desa dengan segala dinamikanya tak ubahnya seperti masyarakat di wilayah lain. Yang membedakan antara masyarakat desa...
Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pelestariaan, Perawatan dan Pendaftaran Naskah Kuno