DPAD Yogyakarta

Kajian Pengembangan Profesi Pustakawan: dari Librarian ke Cyberian

 Artikel Perpustakaan  20 October 2021  Hendrikus Franz Josef, M.Si  2272
Kajian Pengembangan  Profesi Pustakawan: dari Librarian ke Cyberian

Kajian Pengembangan

Profesi Pustakawan:

dari Librarian ke Cyberian

By.
Hendrikus Franz Josef, M.Si

Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY

2021

Abstrak

Dunia saat ini dipenuhi oleh fasilitas kecanggihan teknologi informasi yang selalu hadir dalam setiap aspek kehidupan. Teknologi informasi telah menyebabkan perubahan besar pada hampir setiap aspek kehidupan. Masyarakat lebih banyak menggunakan berbagai fasilitas teknologi informasi. Sisi positif teknologi informasi di antaranya terjadi pada layanan perpustakaan. Ini merupakan konsekuensi dari munculnya teknologi informasi yang memberi nilai positif bagi perpustakaan. Teknologi infomasi menjadi pintu bagi perpustakaan dan pustakawan untuk mengembangkan layanan perpustakaan.

Pada perkembangannya, istilah pustakawan sedang akan mengalami perubahan, yaitu dari pustakawan tradisional yang dalam bahasa Inggris disebut “Librarian”, dan sedang akan perubah menjadi “Cyberian”. Istilah Cyberian merupakan konsekwensi dari aplikasi dan pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia ilmu perpustakaan dan informasi. Dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan dengan istilah “Pustakawan Siber” atau “Pustakawan Virtual”. Sebagai Cyberian, semua kegiatan cenderung berbasis penggunaaan teknologi informasi, baik pelayanan perpustakaan, pengelolaan deposit, pengelolaan pelestarian, kerjasama antar perpustalaan, dan yang tidak kalah penting adalah kegiatan penulisan, penerbitan dan presentasikarya ilmiah yang berbasis teknologi informasi. Selain itu penggunaan bahasa Inggris di berbagai forum, kajian ilmiah dan karya ilmiah sangat meluas, termasuk dalam bisang perpustakaan dan informasi oleh karena tuntutan globalisasi. Penggunaaan bahasa Inggris sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Mayoritas bahasa yang dipakai dalam produk teknologi informasi adalah bahasa Inggris, baik berupa hardware maupun software. Oleh karena itu simbiosis keterampilan teknologi informasi dan bahasa Inggris dalam mendukung bidang perpustakaan dan informasi sangat perlukan.

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mengapa istilah Cyberian perlu diperkenalkan dan selanjutnya perlu disosialisasikan kepada tertutama pustakawan dan juga semua orang yang bekerja atau berkaitan dengan dunia perpustakaan?. Oleh karena tuntutan dan penetrasi teknologi infortmasi sangat mempengaruhi dan menentukan masa depan dunia perpustakaan dan profesi pustakawan. Lambat atau cepat, pustakawan harus mengadopsi dan mengikuti teknologi informasi dalam pekerjaannya. Bagi pustakawan yang tertinggal dalam teknologi informasi dan tidak mau segera memperbaharuhi pengetahuan teknologi informasi, maka secara alamiah fungsi dan eksistensinya akan segera digantikan oleh Cyberian baru, yang nota bene bersedia dan aktif mengggapi perubahan jaman.

Selain itu, keterampilan berbahasa Inggris harus ditumbuhkan bagi setiap Cyberian, baik keterampilan speaking (berbicara), Listening (mendengar), dan writing (menulis), Keterampilan bahasa Inggris sangat diperlukan karena: 1. bahasa Inggris sebagai bahasa internasional yang dipakai diberbagai forum ilmiah dan kerjasaama internasional di berbagai bidang, termasuk bidang perpustakaan dan informasi; 2. bahasa Inggris sebagai bahasa ilmu pengetahuan, termasuk ilmu perpustakaan dan informasi.

2. Analisis Tinjauan Pustaka

Gagasan penggantian librarian menjadi cyberian dikemukakan oleh Zhang fan, dalam bukunya yang berjudul “The Librarian Should Be Transformed to Cyberian in 21st Century” (Pustakawan seharusnya ditransformasi menjadi Pustakawan Siber di Abad 21). Istilah cyberian berasal dari kata “cyber”, menurut kamus Oxford difinisinya sebagai berikut: Relating to or characteristic of the culture of computers, information technology, and virtual reality (berkaitan dengan atau mempunyai ciri-ciri budaya computer, teknologi informasi dan realitas virtual).

Jadi dalam istilah baru cyberian atau dalam bahasa Indonesia pustakawan siber, pekerjaannya akan cenderung selalu berkaitan dengan hardware maupun software teknologi infomasi, baik dalam pelayanan, pelestarian, penyimpanan/deposit, dan pengembangan profesi. Cybrarian merupakan salah satu konsep peningkatan sumber daya manusia yaitu pustakawan yang dapat diterapkan di perpustakaan untuk dapat meningkatkan pelayanan perpustakaan dan dapat memenuhi kebutuhan para net generation.

Fransiska Timoria Samosir, “Cybrarian (Cyber Librarian) Dalam Rangka Menghadapi Pengguna di Era Net Generation yang Memiliki Gaya Hidup Hedonisme” (https://media.neliti.com/media/publications/

162777-ID-cybrarian-cyber-librarian-dalam-rangka-m.pdf), hlm.147-148.

Dalam makalah ini akan fokus membahas topik mengenai bagaimana seorang pustakawan siber menulis karya ilmiah yang memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan juga kaitannya dengan keterampilan berbahasa Inggris. Keterampilan bahasa Inggris bagi pustakawan siber sangat diperlukan karena tuntutan jaman dan dalam rangka menggapai berbagai perkembangan ilmu perpustakaan dan infomasi di dunia. Apa latar belakang bahasa Inggris menjadi bahasa internasional dan bahasa ilmu pengetahuan?. Menurut David Crystal, ada dua penyebabnya yaitu: penyebab geografis-historis dan sosio-kultural. Alasan geo-historis mengatakan bahwa bahasa Inggris disebarkan oleh para kolonialis Inggris yang menduduki negara-negara di benua Amerika, Asia, dan Australia. Keterwakilan bahasa Inggris di tiga samudera besar, yaitu Atlantic (St Helena), Indian (Seychelles), dan Pasifik (Fiji dan Hawaii) membuat status bahasa Inggris sebagai bahasa global menjadi realita. Sedangkan penyebab sosio-kultural terlihat dari bagaimana ekonomi dan kesejahteraan sosial masyarakat bergantung pada bahasa Inggris. Zaman sekarang menguasai bahasa Inggris adalah harga mati jika ingin lebih menduania. Selain itu kekuatan bahasa Inggris juga dikarenakan oleh banyaknya negara jajahan Inggris dan kedidayaan Amerika Serikat. Meningkatnya populasi penutur bahasa Inggris membuat bahasa Inggris memiliki banyak ragam. Ada American English, British English, Canadian English, Australian English, Irish English, Singaporean English, dan masih banyak lagi. Semua itu dikelompokkan oleh seorang ahli bahasa Amerika, Braj Kachru menjadi tiga bagian utama, yaitu:

1). inner circle (Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Kanada, Australia, dan New Zealand yang mana status bahasa Inggris sebagai bahasa asli alias English as a native language), 2). outer/extended circle (India, Singapura, Malawi, dan negara-negara bekas jajahan Inggris yang termasuk ke dalam negara persemakmuran Inggris); dan 3).expanding/extending circle (Indonesia, China, Rusia, dan negara-negara yang tidak dijajah oleh Inggris. Status bahasa Inggris di negara ini sebagai bahasa asing atau English as a foreign language. Walaupun pendekatan ini tidak mutlak namun gambaran besarnya kurang lebih seperti ini.

David Crystal, “English as Global Language”, (Cambridge University Pres, 2003), hlm.11-20

BAB II

KETERAMPILAN PENGEMBANGAN PROFESI PUSTAKAWAN

BERBASIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

A. Realita Dunia Pengembangan Profesi Pustakawan

Pengembangan profesi pustakawan tertuang dalam wujud karya ilmiah dengan berbagai jenisnya. Karya ilmiah merupakan pemaparan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah keilmuan. Sampai saat ini tradisi dan prestasi penulisan karya ilmiah pustakawan Indonesia masih minim. Berdasarkan pengamatan penulis, pada umumnya pustakawan Indonesia sangan enggan menulis katya ilmiah. Penyebabnya adalah karena: 1). Ketidakmampuan pustakawan tersebut, 2). Kemalasan pustakawan tersebut, 3). ketidakmampuan pustakawan tersebut dalam menyediakan waktu melakukan kegiatan pengembangan profesi, 4). Tidak adanya bimbingan dan dukungan secara berkelanjutan dan 5). Tidak adanya apresiasi/penghargaan baik dalam bentuk angka kredit atau finansial.

B. Pengembangan Profesi Pustakawan Berbasis Teknologi Informasi

Dalam Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 11 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, pada halaman 226 sampai dengan 228 dijelaskan sebagai berikut:

Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 11 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, hlm.226 sampai dengan 228

Tampak sangat jelas bahwa kegiatan pengembangan profesi diperuntukan bagi semua jenjang pustakawan. Artinya kegiatan ini merupakan peluang yang sangat besar bagi pustakawan dan dapat dikerjakan setiap saat. Akan tetapi mengapa sampai saat ini masih sedikit pustakawan Indonesia yang melakukan kegiatan pengembangan profesi. Berdasarkan pengamatan penulis, ada 5 penyebab pokok seperti diungkan di atas, yaitu:

1). Ketidakmampuan pustakawan tersebut,

2). Kemalasan pustakawan tersebut,

3). ketidakmampuan pustakawan tersebut dalam menyediakan waktu melakukan kegiatan

pengembangan profesi,

4). Tidak adanya bimbingan dan dukungan secara berkelanjutan dan

5). Tidak adanya apresiasi/penghargaan baik dalam bentuk angka kredit atau finansial

jika diterbitkan.

Butir-butir pengembangan profesi di atas jika dirangkum dalam bentuk karya ilmiah berupa: buku, artikel, majalah Ilmiah, makalah, naskah prasaran/tinjauan, terjemahan, abstrak, buku pedoman, ketentuan pelaksanaan bidang kepustalaawanan dan ketentuan teknis bidang kepustakawnan. Seorang pustakawan memang tidak diharuskan mengerjakan semua bentuk karya ilmiah tersebut. Pustakawan dipersilahkan memilih sesuai dengan keterampilan, bakat dan minat masing masing.

Adapun langka-langkah dalam menemukan ide untuk pengembangan profesi adalah sebagai berikut:

  1. Banyak membaca dan browsing, Jika yang akan dutulis adalah bidang kepustakawanan dan informasi, maka bacalah dan browsing-lah materi tentang kepustakawnan dan informasi. Cari berbagai hal menyangkut perbagai persoalan dan perkembangan terkini, sampai nanyi menemukan ide yang akan ditulis;
  2. Banyak menyimak berita dan perkembangan teknologi informasi yang berkaitan dengan ide yang akan ditulis;
  3. Pengamatan/peninjauan langsung atau tidak langsung. Misalnya pengamatan secara langsung terhadap perpustakaan ataupun fasilitas perpustakaan tertentu, temukan kekurangan dan kelebihannya, apa penyebabnya dan bagaimana solusinya, ini akan muncul ide sebagai bahan tulisan;
  4. Mulai menulis dengan sarana langsung di Komputer/laptop. Hindari menulis dengan tulisan tangan di kertas karena akan membuat pekerjaan dua kali. Jika menulis langsung di aplikasi Ms.Word, maka akan mudah diedit, sehingga lebih efesien waktu dan energi.
  5. Gunakanlah fasilitas teknologi informasi. Penjabaran detail mengenai penggunaakn fasilitas teknologi informasi akan dijelaskan dalam bab iii.

BAB III

PENGEMBANGAN PROFESI PUSTAKAWAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Seperti dijelaskan di atas bahwa di bab iii ini akan dijelaskan secara teknis detail tentang bagimana melakukan kegiatan pengembangan profesi berbasis teknologi informasi. Penjelasan terperinci adalah sebagai berikut:

1)..Mulai menulis menggunakan aplikasi software popular Ms.Word atau software pengolah kata sejenis lainnya sesuai dengan kebiasaan, tetapi pada umumnya menggunakan Ms.Word produldari Microsoft.

2). Upayakan gunakan keyboard yang nyaman atau juga keyboard external bagi laptop. Pada umumnya argonomis tata letak keyboard laptop kurang nyaman dan leluasa, maka gunakanlah keyboard external untuk mempermudah dan mempercepat pengetikan.

3). Jika anda malas mengetik secara tradisional menggunakan jari, maka bisa menggunakan suara. Di antaranya:

3.1. Software Speech Recognition bawaan dari Windows.

Buka aplikasi Speech Recoginition dengan mengklik tombol Start>All

Programs>Accessories>Ease of Access, dan kemudian pilih Windows Speech

Recognition, atau ketik Speech Recognition pada kolom pencarian dan klik

tombol cari

Setelah aplikasi tersebut terbuka, melalui mikrofon kamu coba katakan ** start listening ** atau cara lainnya adalah dengan mengklik tombol bergambar mikrofon untuk membuat aplikasi ini berada dalam mode ** mendengarkan **.

Buka Ms.Word> Melalui mikrofon atau head set, ucapkan kalimat yang anda inginkan secara pelan dan jelas, dan secara otomatis suara anda akan terkonversi menjadi tulisan di Ms.Word. (tetapi ininhanya untuk bahasa Inggris).

3.2. Speech Recognition Bahasa Indonesia

Buka situs: https://dictation.io/speech, lalu pilih bahasa Indonesia di kolom pilihan bahasa di kanan bawah.

Klik gambar mikrofon di kanan paling bawah dan mulai bicara, amka suara anda akan terkonversi menjadi teks di halaman teks si sebelah kiri atas, untuk mengakhiri kalimat atau paragraph, klik stop.

Saat klik stop, maka hasil tulisan dari suara tersebut tersimpan dalam hardisk laptop/komputer sesuai dengan setting penyimpanan default atau pilihan sendiri.

4. Untuk mengkoreksi hasil tulisan menggunakan aplikasi web pengkoreksi tata bahasa bahasa maupun kosa kata. Untuk tulisan bahasa Inggris bisa menggunakan

4.1. www.onlinecorrection.com (untuk bahasa Inggris)

4.2. https://www.paperrater.com/free_paper_grader (Untuk bahasa Inggris)

4.3. www.typoonline.com (untuk bahasa Indonesia)

  1. Kemudian untuk menghindari unsur plagiarisme, kita bisa menggunakan berbagai web monitoring plagiarisme, di anataranya adalah:

Copy paste teks atau paragraph (lebih baik per paragraph karena ada batasan volumenya) di kolom teks di atas, lalu klik tombol “Check Plagiarism”

Kemudian akan muncul hasilnya seperti gambar di atas, jika 100% berarti tidak ada unsure plagiarisme. Akan tetapi beberapa pendapat para ahli bahwa prosentasi minimal 75 % sudah bagus dan dapat ditoleransi bukan plagiasme karena terkadang beberapa kalimat yang kita tulis mempunyai kemiripan atau kesamaan dengan tulisan penulis lainnya tanpa disengaja.

  • Untuk mencarai referensi dan membuat daftar pustaka, kita bisa menggunakan aplikasi Mendeley. Aplikasi mendeley adalah adalah satu dari sekian banyak aplikasi yang dikembangkan berguna untuk mengolah atau menyimpan data base karya ilmiah seperti: e-journal, e-book, file pdf, dan file-file lainnya, sehingga memudahkan penyusunan daftar pustaka / referensi dalam menulis karya ilmiah. Selain itu dapat digunakan sebagai sarana mencari kepustakaan terkini dan dijadikan jejaring sosial akademik yang dapat berbagi kepustakaan secara online dalam jaringannya (http://supriyanto.akbidbinahusada.ac.id/artikel/14-aplikasi-mendeley, akses 18 Oktober 2021). Tampilan aplikasi mendeley seperti ini.

Video panduan penngunaan terlampir akan diputar jika cukup waktu.

8. Kemudian untuk menerbitkan atau mendokumentasikan hasil karya ilmiah tersebut, kita bisa mengguankan penerbitkan online dan pendokumentasian online. Untuk ebook kita bisa menerbitkan dan sekaligus menyebarkan atau memasarkan secara online di Amazon.

Tampilan halaman depan akun Amazone

Tampilan ebook penulis yang diterbitkan di Amazon.

Untuk menerbitkan/mempublikasikan makalah bisa menggunakan www.academia.edu

https://www.ifla.org (The International Federation of Library Associations and Institutions )

https://www.perpusnas.go.id/magazine.php?lang=id&id=Media%20Pustakawan,

merupakan majalah media pustakawan yang disediakan versi online

Dan masih banyal lagi.

BAB V

MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BAHASA INGGRIS BAGI PUSTAKAWAN

Bahasa Inggris menjadi bahasa internasial dan bahasa ilmu pengetahuan,?. Menurut David Crystal, ada dua penyebabnya yaitu: penyebab geografis-historis dan sosio-kultural. Alasan geo-historis mengatakan bahwa bahasa Inggris disebarkan oleh para kolonialis Inggrisa yang menduduki negara-negara di benua Amerika, Asia, dan Australia. Keterwakilan bahasa Inggris di tiga samudera besar, yaitu Atlantic (St Helena), Indian (Seychelles), dan Pasifik (Fiji dan Hawaii) membuat status bahasa Inggris sebagai bahasa global menjadi realita. Sedangkan penyebab sosio-kultural terlihat dari bagaimana ekonomi dan kesejahteraan sosial masyarakat bergantung pada bahasa Inggris. Zaman sekarang menguasai bahasa Inggris adalah harga mati jika ingin lebih menduania. Selain itu kekuatan bahasa Inggris juga dikarenakan oleh banyaknya negara jajahan Inggris dan kedidayaan Amerika Serikat. Meningkatnya populasi penutur bahasa Inggris membuat bahasa Inggris memiliki banyak ragam. Ada American English, British English, Canadian English, Australian English, Irish English, Singaporean English, dan masih banyak lagi. Semua itu dikelompokkan oleh seorang ahli bahasa Amerika, Braj Kachru menjadi tiga bagian utama, yaitu:

1). inner circle (Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Kanada, Australia, dan New Zealand yang mana status bahasa Inggris sebagai bahasa asli alias English as a native language), 2). outer/extended circle (India, Singapura, Malawi, dan negara-negara bekas jajahan Inggris yang termasuk ke dalam negara persemakmuran Inggris); dan 3).expanding/extending circle (Indonesia, China, Rusia, dan negara-negara yang tidak dijajah oleh Inggris. Status bahasa Inggris di negara ini sebagai bahasa asing atau English as a foreign language. Walaupun pendekatan ini tidak mutlak namun gambaran besarnya kurang lebih seperti ini.

David Crystal, “English as Global Language”, (Cambridge University Pres, 2003), hlm.11-20

Hambatan utama pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia adalah hambatan budaya dan mental. Pada umumnya para pembelajar bahasa Inggris masih malu dan tidak percaya diri dalam mempratekan bahasa Inggris terutama mode pembicaraan (conversation), baik antar teman dan di tempat tertutup/lingkungan tertentu, maupun di tempat umum. Pada umumnya anggapan negatif masih masyarakat masih sering terungkap ketika masyarakat lokal berbicara bahasa Inggris. Anggpanan atau pun ejekan seperti: “sok kebarat-baratan”, “sopk bule” “nggaya”, “allah..Mas.. nganggo basa jawa waerasah nggaya” dan sejenisnya. Ejekan negatif tersebut membuat enggan para penutur bahasa Inggris pemula untuk mempratekannnya, bahkan sebagian mereka yang sudah kursus bahasa Inggris dan mendapatkan pendidikan S-1 bahasa Inggris sekalipun belum mampu berbicara, menulis dan menyimak (listening) dalam bahasa Inggris.

Di era cyber ini, materi pembelajaran bahasa Inggris sangat melimpah bahkan gratis. Hanya kemauan dan konsistensi mempratekan adalah kunci utama, dan tidak harus kursus secara formal. Berikut ini adalah beberapa konten gratis materi pembelajaran bahasa Inggris:

1.https://www.youtube.com/watch?v=wfyfiaLrDVc (Tips Belajar Grammar Bahasa

Inggris Dengan Mudah |

2.https://www.youtube.com/watch?v=RkaKBT5Mn00 (pengucapan regular verb)

3. https://www.youtube.com/watch?v=5JWcozaOXx4 (conversation tema sehari

hari);

4. https://www.youtube.com/watch?v=RwegTewBhF8 (panduan menulus artikel

Dalam bahasa inggris).

Rumus pembelajaran bahasa Inggris yang efesien dan mudah:

1.Mendengakan penjelasan materi dalam pengantar bahasa Indonesia, di mana setiap materi diulang 10 kali per hari;

2.Mendengarkan dan atau menonton berita berbahasa Inggris setiap hari (bisa via youtube, medsos lainnya atau TV konvensional);

3.Memppratekan semua mode materi Conversation, listening, writing (termasuk grammar) setiap hari;

4.Upayakan mendapatkan teman orang asing dari Negara berbahasa nasional Inggris, tidak harus white people (bule). Jika belum dapat/belum ketemu, upayakan mempratekan dengan sesama teman lokal dan bisa juga menggunakan teman virtual bahasa Inggris yang banyak di Android.

Daftar Pustaka

Crystal, David. English as a global language. Cambridge university press, 2012.

https://en.oxforddictionaries.com/definition/cyber

http://www.onlinecorrection.com

https://www.paperrater.com/free_paper_grader

http://www.typoonline.com

https://smallseotools.com/plagiarism-checker/

http://www.supriyanto.akbidbinahusada.ac.id/artike...

http://www.academia.edu

https://www.ifla.org

https://www.youtube.com/

Samosir, Fransiska Timoria, Cybrarian (Cyber Librarian) Dalam Rangka Menghadapi Pengguna di Era Net Generation yang Memiliki Gaya Hidup Hedonisme, (https://media.neliti.com/media/

publications/162777-ID-cybrarian-cyber-librarian-dalam-rangka-m.pdf, akses 18 Oktober 2021)

Wajih A Alvi, Prof, Electronic Scholarly Publishing and Libraries,

DLIS at University of Kashmir, Hazratbal, Srinagar, India.

Zhang fan, The Librarian Should Be Transformed to Cyberian in 21st Century

Artikel Perpustakaan Lainnya

Barcode dan Perpustakaan yang Efisien Barcode dan Perpustakaan yang Efisien
 16 December 2013  8659

Barcode dan Perpustakaan yang EfisienOleh: Wahyu Dona Pasa Sulendra, S.IPBuku memiliki banyak komponen. Salah satunya adalah...

KONSERVASI NASKAH KUNO KONSERVASI NASKAH KUNO
 31 December 2013  6358

Di wilayah Yogyakarta banyak koleksi naskah kuno. Naskah kuno sebagai salah satu warisan budaya bangsa mengandung berbagai ilmu...

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN KEARIFAN BUDAYA LOKAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN KEARIFAN BUDAYA LOKAL
 4 November 2021  1443

Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY bekerjasama dengan Komisi D DPRD DIY menyelenggarakan kegiatan Bedah Buku dengan judul...

PENGEMBANGAN KOLEKSI SUBJEK MANAJEMEN RUMAH SAKIT PENGEMBANGAN KOLEKSI SUBJEK MANAJEMEN RUMAH SAKIT
 11 February 2016  11506

Rumahsakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan duajenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan...