PAMERAN KEARSIPAN YANG PERLU DILESTARIKAN
Oleh : Felix Yanuar Endro Wicaksono
Pameran kearsipan yang diselenggarakan pada saat perayaan Sekaten yang diadakan pada 15 Januari 2010 hingga 20 Februari 2010 di Alun-alun Utara, kemarin terasa sangat berbeda. Hal ini dikarenakan terdapat pameran kebudayaan hingga pameran usaha serta kreatifitas unit/usaha kecil menengah yang berada dalam lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain mengenalkan beberapa benda pusaka dan patung-patung seni pusaka, berupa andong, tempat “pesanggrahan†Sri Sultan, hingga patung-patung seni pusaka yang berada dalam ruang etalase. Pameran tersebut juga mengajak para pengunjung yang ada untuk melihat keanekaragaman kegiatan, hasil kreatifitas UKM, benda-benda antik dan pusaka, hingga pameran sejarah yang bisa dilihat dalam pameran kearsipan.
Sungguh menjadi sesuatu yang berbeda ketika mengunjungi beberapa “stand†di dalam pameran tersebut. Salah satu yang membuat saya tertarik adalah “stand†dari pameran kearsipan. Dengan penempatan posisi tiap bendanya benar-benar memberikan kenyamanan dan keingintahuan dari masing-masing pengunjung untuk menikmati arsip - arsip yang berada dalam ruangan tersebut. Mulai dari “rumah rayap†yang melukiskan betapa berartinya sesuatu tulisan atau gambar atau buku yang mempunyai nilai sejarah , serta beberapa dokumen-dokumen kuno dan transaksi jual-beli, hingga foto-foto (Indonesia dan Jogjakarta) tempo dulu serta video rekaman perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Foto-foto atau gambar serta dokumen yang tersaji dan dipamerkan di ruangan tersebut memberikan wacana bagi kita, bahwa semua yang berkaitan dengan kegiatan, ekspresi, transaksi, hingga keinginan untuk mengabadikan sesuatu dapat memberikan nilai tersendiri bagi generasi mendatang. Para pengunjung benar-benar mengamati, menikmati, dan seolah-olah ikut terbawa ketika melihat dari satu gambar/foto ke gambar/foto yang lain. Para pengunjung juga dapat mengetahui bagaimana perkembangan dari kota Jogjakarta dari saat foto tersebut diambil hingga kondisi saat ini. Seperti misalnya, foto pasar Beringharjo dan kondisi Malioboro yang saat itu lengang dan sepi namun kini dengan kondisi bangunan bagian depan yang (hampir) sama, kita bisa benar-benar melihat perbedaan dan perkembangannya saat ini. Foto Sri Sultan yang saat itu sedang berjalan-jalan di pasar untuk melakukan aktivitas beliau, foto ini seolah menggambarkan bahwa beliau bisa berbaur juga dengan masyarakat tanpa memandang status individu.
Inilah salah satu dari beberapa fungsi kearsipan dalam hal menyimpan, merawat, hingga memanfaatkan suatu dokumen/gambar untuk melihat, menganalisis, dan memanfaatkannya pula untuk tujuan tertentu demi mengabadikan atau memberikan informasi ketika arsip tersebut dibutuhkan kembali. Oleh karena itu, pameran kearsipan ini tentu sangat bermanfaat dan sangat berguna bagi para generasi muda dan selanjutnya. Agar selalu senantiasa turut serta dalam mengembangkan, merawat, dan melestarikan dokumen kearsipan untuk manfaatnya di kemudian hari.
Event Lainnya
WORKSHOP PEMASYARAKATAN PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA 2011
Minat baca masyarakat Yogyakarta saat ini masih dianggap rendah dan pola baca hanya baru sebatas pada membaca content informasi,...
Rapat Koordinasi Bidang Perpustakaan BPAD DIY
Pada hari selasa 23 Februari 2016 Pemerintah DIYmenyelenggarakan rapat koordinasi bidangperpustakaan yang di hadiri oleh kepala...
BPAD DIY memperoleh sertifikat ISO 9001: 2008
Pada hari Jum'at, tanggal 9 Desember 2010, BPAD Provinsi DIY melaksanakan kegiatan sertifikasi ISO 9001: 2008. Dalam kegiatan...
Workshop Penyusunan Pedoman Pengelolaan Arsip Statis Pemerintah
Arsip adalah rekaman informasi dari suatu kegiatan badan pemerintah, badan usaha, organisasi non pemerintah, lembaga swasta, dan...