Minat baca masyarakat Yogyakarta saat ini masih dianggap rendah dan pola baca hanya baru sebatas pada membaca content informasi, contohnya membaca koran. Masyarakat masih jarang menyentuh buku sebagai alternatif untuk media baca. Hal ini disebabkan karena harga buku yang dirasakan masih mahal dan keterbatasan akses terhadap buku.
Menghadapi kondisi minat baca yang rendah, perlu dilakukan suatu aksi untuk rmnumbuhkan minat baca. Mengapresiasi kondisi minat baca, BPAD Provinsi DIY menyelenggarakan Workshop Pemasyarakatan Perpustakaan dan Minat Baca Tahun 2011.
Workshop dilaksanakan pada hari Kamis, 7 April 2011, bertempat di Ruang Borobudur, Hotel Inna Garuda, Jl. Malioboro no. 60 Yogyakarta. Peserta yang diundang antara lain aktivis perpustakaan desa, pengurus TBM, mitra kerjasama BPAD Provinsi DIY, kelompok pengelola PAUD, serta pejabat di lingkungan BPAD Provinsi DIY, dengan total kumlah peserta 100 orang.
Workshop menampilkan 3 (tiga) narasumber, yaitu:
1. Hendarto Budiyono, SMI, MM (Kepala BPAD Prov. DIY)
Tema: Revitalisasi Pemerintah Prov DIY dalam mewujudkan budaya baca di era digital.
2. Drs. Hajar Pamadhi, M.A. (Hons). (Ketua Umum GPMB Prov. DIY)
Tema: Hambatan, ancaman, tantangan, dan gangguan budaya visual dalam mewujudkan budaya baca.
3. Drs. Kadarmanta Baskoro Aji (Disdikpora Prov. DIY)
Tema: Peran Pemda dalam Mewujudkan Budaya Baca dalam Era Digital.
Dalam workshop ini juga dilakukan diskusi panel antara narasumber dengan peserta. Diskusi berlangsung hangat, dan pada akhir acara dibacakan rekomendasi untuk menumbuhkembangkan minat baca di Provinsi DIY, yaitu:
1. Pembinaan budaya dan minat baca hendaknya dilakukan dari lingkungan keluarga, diikuti di lingkungan pendidikan dan di lingkungan masyarakat.
2. Pemerintah hendaknya mengapresiasi, mengakomodasi dan memfasilitasi pembinaan minat baca yang diselenggarakan masyarakat.
3. Pemerintah hendaknya membuat suatu desain pendidikan dan kegiatan belajar mengajar yang mampu merangsang minat baca peserta didik (membaca sebagai “pilar utama” dalam sistem belajar mandiri) .
4. Pemerintah hendaknya memfasilitasi diversifikasi pengembangan koleksi, dengan mengakomodasi pengadaan koleksi digital dan menggunakan IT sebagai salah satu sarana pelayanan koleksi perpustakaan.
5. Perlu dilakukan kolaborasi dan penyamaan persepsi antara unsur pemerintahan, kelompok masyarakat, penerbit, aktivis membaca dan unsur2 lain dalam menghadapi hambatan, ancaman, tantangan, dan gangguan dalam mewujudkan budaya baca dengan inovasi & kreatifitas.
6. Perlu adanya dukungan sarana dan prasarana perpustakaan yang representatif.
7. Perpustakaan harus mampu mengakomodasi dan memberikan pelayanan yang terbaik sesuai kebutuhan pemustaka (merubah mindset dari: “melayankan apa yang dimiliki àmelayankan apa yang dibutuhkan pemustaka”)
8. Pembinaan minat dan budaya baca hendaknya dimulai sejak usia dini (pra-sekolah).
9. Pemberdayaan jaringan perpustakaan mulai dari TBM s/d Perpustakaan Provinsi.
10. Perlunya dilakukan sosialisasi minat baca secara tersegmentasi, bertahap dan berkelanjutan.
Materi dari narasumber dapat didownload di: http://rapidshare.com/files/456409504/Materi_Workshop.rar
Event Lainnya
Bimbingan Teknis Kearsipan bagi Petugas Puskesmas dan Sekolah di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta Oleh : Anna N. Nuryani,...
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DIY menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pustakawan yang diselenggarakan...
Siapa mengira bahwa Yogyakarta pernah menjadi daerah pengekspor gula terbesar. Konon di wilayah Kasultanan Ngayogyakarta pernah...
Dewan Perpustakaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas : Memberi pertimbangan, nasehat dan saran bagi perumusan...