Nyi Hajar Dewantara adalah pendiri Taman Siswa dan pemimpin perguruan Taman Siswa sampai akhir hayatnya. Sebagai istri Ki Hajar Dewantara atau Suwardi Suryaningrat ia penah mengalami pasang surut perjuangan, baik di dalam bidang politik maupun bidang pendidikan. Ia pun ikut mendampingi Ki Hajar Dewantara dalam pembuangan ke negeri Belanda sejak 13 September 1913 - 26 Juli 1919. Ia tak pernah absen dalam tiap perjuangan Ki Hajar kecuali dalam hal yang khusus.
Nyi Hajar Dewantara dilahirkan pada Selasa, 14 September 1890, bertepatan dengan 1 Sapar Tahun Ehe 1820 di Yogyakarta. Dia lahir sebagai putri keenam dari Kanjeng Pangerah Haryo (KPH) Sosroningrat dengan nama Raden Ajeng Sutartinah. Ibunya bernama R.A.Y. Mutmainah yang telah bersuami disebut B.R.A.Y. Sosroningrat. K.P.H Sosroningrat adalah putra K.P.A.A Pakualam III, sedang R.A.Y. Mutmainah adalah putri K.R.T. Mertonegoro II.
R.A. Sutartinah menamatkan Europease Lagere School (ELS) pada tahun 1904. Lalu, melanjutkan ke sekolah guru. Dia kemudian menjadi guru bantu di sekolah yang didirikan Priyo Gondoatmodjo. Setelah 3 tahun bekerja sebagai guru, pada 4 November 1907 R.A. Sutartinah dipertunangkan dengan R.M. Suwardi Suryaningrat putra K.P.H. Suryaningrat. K.P.H. Suryaningrat adalah saudara K.P.H. Sosroningrat dan putera K.P.A.A. Pakualam III. Perkawinannya dengan Suwardi Suryaningrat membawa Sutartinah emngenal dunia jurnalistik dan politik, yang selalu menjalankan konfrontasi dengan pihak pemerintah kolonial Belanda. Hal itu terbawa secara psycho genealogis karena dalam keluarga Sosroningrat dan Suryaningrat telah tertanam jiwa pemberontak terhadap kolonial Belanda. Di samping itu mereka adalah keturunan Nyi Ageng Serang dan Pangeran Diponegoro. Sehubungan dengan itu. R.A. Sutartinah dan Suwardi beserta saudara-saudaranya pernah dilarang bersekolah di sekolah pemerintah oleh Residen Yogyakarta.
Artikel Perpustakaan Lainnya

Workshop Akreditasi Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY dilaksanakan pada Selasa, 16...

Semiloka 2021 Dalam rangka menyemarakkan hari jadinya yang ke-21, FPPTI bersama ISIPII kembali hadir dalam kegiatan Semiloka...

Oral tradition is a custom or an advancing custom inside a specificcommunity of society which is imparted and passed on from age...

Pendidik zaman sekarang sangat berat tantangan yang harus dihadapi dalam mendidik anak bangsa. Tantangan tersebut diantaranya,...